Agar kita dikenal orang, cari perhatian (Caper) adalah salah satu caranya. Namun berhati-hatilah, karena jika over acting justru akan berbuah kebencian.
Carilah perhatian, komunikasikan nilai tambah diri kita, tapi tetaplah sensitif untuk menilai apakah teknik dan taktik yang kita pergunakan ini tidak berlebihan sehingga efeknya menjadi negatif. Di sinilah pentingnya melatih sensitifitas emosi.
Pernahkah kita berbicara dengan seseorang yang tidak sensitif, menjengkelkan bukan?
Saya punya kenalan, seorang pengusaha yang sangat sukses. Dia senang membagikan pengalaman dan wisdom. Tetapi dalam banyak kasus, saat berbicara dia tidak pernah bisa berhenti. Sering kali dalam pertemuan, sebagian audience sudah keburu bosan dan meninggalkan tempat, sementara teman saya ini masih juga bicara. Rupanya dia telah kehilangan sensitivitasnya setelah sukses.
Untuk mencari perhatian orang, memang harus agresif di satu sisi namun
juga harus sensitif di sisi lain. Jangan sampai orang mual melihat atau mendengar kampanye awareness kita.
Saya mencoba menarik perhatian orang dengan
cara yang positif dan bermanfaat supaya orang senang. Tiap kali saya
mengkalibrasi apakah orang masih senang atau sudah jenuh dengan gaya saya. Jika
orang sudah bosan, mungkin saya harus mengganti dengan gaya lain. Saya mencoba tidak
kehilangan sensitivitas.
Pak Joger sangat pandai menarik
perhatian orang dengan gayanya yang humoris namun bermakna. Misalnya di ruangan
khusus kaos anak, Pak Joger sengaja membuat pintu masuknya berukuran kecil
sehingga orang dewasa yang ingin masuk harus membungkuk. Semuanya unik,
sederhana, menarik perhatian, dan membuat kita tersenyum.
Kita semua boleh mencoba teknik ini
sesuai dengan kapasitas dan kreativitas masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar