“Faith is if you believe what you have not seen. And in return you will see what you believe,” begitu St. Agustinus berkata.
Selain Fokus, kekuatan dahsyat yang bisa memberikan kontribusi terhadap tindakan manusia adalah Keyakinan. Jika seseorang benar-benar Yakin bahwa dia dilahirkan untuk sukses, maka tindakan-tindakannya akan fokus dan penuh percaya diri. Kalaupun gagal, ia akan menganggapnya sebagai kesuksesan yang tertunda.
Orang yang punya keyakinan teguh bahwa ia dilahirkan untuk sukses, memiliki kemungkinan sukses lebih besar dibandingkan orang-orang yang tidak berperilaku demikian. Meskipun mulanya hanya mencapai sukses dalam skala kecil, sukses-sukses kecil tadi akan menjadi bekal untuk memperkuat sistem keyakinannya bahwa ia dilahirkan untuk sukses. Dampaknya dia akan berusaha lebih kuat untuk meraih kesuksesan yang lebih besar lagi. Para ahli menyebutnya selffulling propechy— apa yang kita yakini akan berbuah kenyataan.
Sebaliknya, jika sistem keyakinannya yang ada pada seseorang tidak kuat, maka ia pun akan ragu-ragu dalam mengambil tindakan. Usahanya jadi setengah-setengah dan gagal. Tiap kali gagal, sistem keyakinananya semakin menjurus ke sumbu negatif, misalnya muncul keyakinan saya memang dilahirkan untuk gagal. Dampaknya semakin gagal, semakin dia ragu-ragu mengambil keputusan sehingga tidak bisa bangun dari keterpurukan.
Keyakinan berasal dari ide atau gagasan. Ia akan menjadi kuat untuk menjadi kenyataan karena didukung referensi, pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan. Ketika Wright bersaudara yakin manusia bisa terbang, mereka pun berusaha mati-matian membuktikan keyakinannya itu dengan merancang pesawat terbang pertama. Segala informasi, referensi dan pengetahuan yang dimilikinya menunjang keberhasilan Wright bersaudara untuk membuat pesawat terbang.
Demikian juga ketika Steve Jobs berkeyakinan harus ada komputer yang menyenangkan dan bergaya. Dengan segenap kemampuan dan tim-nya ia mengolah data dan informasi yang ada untuk membuat iMac. Dan kini, orang sudah bisa menikmati kemajuan gadget besutan Steve Jobs.
Jika saja Wright dan Steve Jobs tidak Yakin maka tindakannya pun akan berbeda. Mereka tidak akan ngotot merancang, mendesain pesawat atau komputer yang sebelumnya orang menganggap tidak mungkin. Memang pada akhirnya akan tetap ada pesawat atau gadget canggih, tapi dalam waktu yang berbeda dan bukan ditemukan oleh mereka. Karena keyakinan dan kemampuan itu milik manusia bukan hanya milik Wright dan Steve Jobs.
Selain Fokus, kekuatan dahsyat yang bisa memberikan kontribusi terhadap tindakan manusia adalah Keyakinan. Jika seseorang benar-benar Yakin bahwa dia dilahirkan untuk sukses, maka tindakan-tindakannya akan fokus dan penuh percaya diri. Kalaupun gagal, ia akan menganggapnya sebagai kesuksesan yang tertunda.
Orang yang punya keyakinan teguh bahwa ia dilahirkan untuk sukses, memiliki kemungkinan sukses lebih besar dibandingkan orang-orang yang tidak berperilaku demikian. Meskipun mulanya hanya mencapai sukses dalam skala kecil, sukses-sukses kecil tadi akan menjadi bekal untuk memperkuat sistem keyakinannya bahwa ia dilahirkan untuk sukses. Dampaknya dia akan berusaha lebih kuat untuk meraih kesuksesan yang lebih besar lagi. Para ahli menyebutnya selffulling propechy— apa yang kita yakini akan berbuah kenyataan.
Sebaliknya, jika sistem keyakinannya yang ada pada seseorang tidak kuat, maka ia pun akan ragu-ragu dalam mengambil tindakan. Usahanya jadi setengah-setengah dan gagal. Tiap kali gagal, sistem keyakinananya semakin menjurus ke sumbu negatif, misalnya muncul keyakinan saya memang dilahirkan untuk gagal. Dampaknya semakin gagal, semakin dia ragu-ragu mengambil keputusan sehingga tidak bisa bangun dari keterpurukan.
Keyakinan berasal dari ide atau gagasan. Ia akan menjadi kuat untuk menjadi kenyataan karena didukung referensi, pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan. Ketika Wright bersaudara yakin manusia bisa terbang, mereka pun berusaha mati-matian membuktikan keyakinannya itu dengan merancang pesawat terbang pertama. Segala informasi, referensi dan pengetahuan yang dimilikinya menunjang keberhasilan Wright bersaudara untuk membuat pesawat terbang.
Demikian juga ketika Steve Jobs berkeyakinan harus ada komputer yang menyenangkan dan bergaya. Dengan segenap kemampuan dan tim-nya ia mengolah data dan informasi yang ada untuk membuat iMac. Dan kini, orang sudah bisa menikmati kemajuan gadget besutan Steve Jobs.
Jika saja Wright dan Steve Jobs tidak Yakin maka tindakannya pun akan berbeda. Mereka tidak akan ngotot merancang, mendesain pesawat atau komputer yang sebelumnya orang menganggap tidak mungkin. Memang pada akhirnya akan tetap ada pesawat atau gadget canggih, tapi dalam waktu yang berbeda dan bukan ditemukan oleh mereka. Karena keyakinan dan kemampuan itu milik manusia bukan hanya milik Wright dan Steve Jobs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar