Koran gratis bukan cerita baru, karena ia lahir sejak 1947 ketika Dean Lesher menerbitkan koran gratis Contra Costa Times di California AS. Namun dalam perjalanannya, pada 1960 Dean menggabungkan tiga koran di kota tersebut termasuk Contra Costa Times menjadi harian yang biaya pengirimannya ditanggung pembaca.
Koran gratis mulai unjuk kekuatan pada 1995, ketika lahir harian Palo Alto Daily News di Palo Alto California. Dalam usia enam bulan, koran ini untung dengan meraih sedikitnya 100 pengiklan berupa kolom dan iklan display setiap hari.
Pada tahun yang sama, di Stockholm Swedia lahir koran gratis Metro yang diterbitkan oleh Metro International. Koran ini dibagikan di kendaran umum serta pusat pertokoan dan perkantoran. Pada tahun-tahun berikutnya penerbit Metro International melahirkan koran Metro sampai di 63 kota di 17 negara di dunia, seperti Hungaria (1998), Belanda dan Finlandia (1999), Chili dan Italia (2000).
Tidak semua koran gratis Metro hidup dan menguntungkan. Di Swis, Argentina dan Inggris, koran Metro hanya bisa bertahan beberapa bulan setelah terbit. Sementara di Stockholm, Metro sore ditutup setelah enam bulan terbit.
Koran Metro melanda Asia Pasifik lewat edisi perdananya yang terbit di Hong Kong pada 15 April 2002. Koran gratis ini berisi informasi yang ditulis dalam bahasa Cina dan Inggris dengan oplah 300 ribu eksemplar setiap hari.
Metro Hong Kong didistribusikan cuma-cuma kepada penumpang angkutan umum massal di 43 stasiun MRT. Ia juga bisa ditemukan di 50 lokasi pengambilan koran di pusat pertokoan dan perkantoran. “Hongkong adalah tempat yang ideal buat Metro untuk menembus pasar Asia,” papar Pelle Tornberg, CEO Metro International saat launching perdana koran tersebut. Bersamaan dengan peluncuran Metro di Hongkong, pada tahun itu juga Metro International meluncurkan koran gratis di Korea Selatan.
Dari Hong Kong dan Korea Selatan, langkah Metro di Asia Pasifik berlanjut hingga ke Guangzhou Cina, pada Oktober 2006. Pada masa-masa awal, koran ini terbit tiga kali seminggu yakni pada hari Senin, Rabu dan Jumat. Koran yang ditujukan kepada khalayak sasaran menengah atas ini dicetak 300 ribu eksemplar yang dibagikan di stasiun angkutan umum dan pusat perkantoran.
Koran Gratis di Indonesia
Koran gratis juga melanda Indonesia, bukan diterbitkan oleh kelompok Metro International tetapi penerbit Indonesia, yakni kelompok Bali Post. Koran yang lahir pada 3 Januari 2007 ini bernama Bisnis Jakarta ditujukan kepada khalayak sasaran menengah atas dan dibagikan gratis di stasiun kereta api dan pusat keramaian lainnya. Bisnis Jakarta juga dikirim langsung ke kantor biro iklan, produsen, dan kantor pemerintahan di Jakarta dan sekitarnya.
Setiap hari, sejak pukul 6.00 WIB hingga 10.00 WIB sebanyak 10 ribu eksemplar koran Bisnis Jakarta dibagikan gratis kepada penumpang kereta api ekspres Bogor- Jakarta. Keberadaan koran gratis Bisnis Jakarta di kereta api membuat sengit persaingan koran di kawasan jalur kereta api Jakarta-Bogor. Koran Kompas yang awalnya dijual Rp 2.500 oleh pengasong turun harganya menjadi Rp 1.000. Begitu pula koran Tempo yang semula dijual Rp 1.500 menjadi Rp 1.000.
Menurut Satria Narada, Pemimpin Redaksi Bisnis Jakarta, kehadiran koran gratis Bisnis Jakarta setidaknya untuk menggairahkan kembali bisnis koran yang mulai meredup karena kehadiran media elektronik, khususnya televisi.
Perolehan Iklan
Perolehan iklan koran di Asia pasifik cukup bagus. Asian Federation of Advertising Associations mencatat pada 2006 koran berhasil meraih kue iklan sebesar 24 persen dari keseluruhan perolehan iklan Asia Pasifik. Angka tersebut berada di bawah perolehan iklan televisi sebanyak 55 persen dan di atas majalah dan radio, masing-masing lima dan empat persen.
Dari 13 negara, hanya empat negara di Asia Pacifik yang perolehan iklan koran lebih besar dari iklan televisi. Keempat negara tersebut adalah Australia, India, Malaysia dan Korea Selatan.
Perolehan iklan koran di Australia sebesar US$ 3,7 miliar dan televisi US$ 2,5 miliar dengan kategori produk retail sebagai penyokong utama kue iklan. Koran di India berhasil meraih kue iklan nasional sebesar US$ 1,3 miliar dan televisi US$ 1,1 miliar. Kategori makanan dan minuman duduk di peringkat pertama produk yang banyak beriklan di India.
Perolehan iklan koran di Malaysia sebesar US$ 735 juta dan televisi US$ 368 juta dengan kategori komunikasi sebagai produk yang paling banyak beriklan. Sementara perolehan iklan koran di Korea Selatan US$ 4 miliar dan perolehan iklan televisi US$ 2,3 miliar. Iklan jasa layanan menduduki peringkat pertama kategori yang paling banyak beriklan di Korea Selatan.
Bercermin dari empat negara tersebut, masa depan koran cukup cerah. Kendati televisi masih mendominasi perolehan iklan di Asia Pasifik dan Indonesia, namun koran tidak akan tergusur. Kedua media tersebut memiliki pasar yang berbeda serta kelebihan tersendiri dalam menjangkau khalayak sasaran. atajudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar