Jumat, 23 November 2007

Cerita dan Harapan Tentang Anak

Segala sesuatu yang terjadi pada masa dewasa seseorang berawal dari kejadian di masa kecilnya, baik kesuksesan maupun kegagalan, baik kedewasaan, maupun kedangkalan berpikir. Pendidikan di dalam keluarga sangat berpengaruh, disamping faktor lingkungan lain seperti sekolah maupun tempat bermain. Kegagalan mendidik anak di masa kecil akan terlihat dari perilaku dan watak anak saat dewasa.

Kondisi seperti itulah yang ingin disampaikan kreator iklan layanan masyarakat berjudul “Life is Fast” karya MACS 909. “Life is Fast” adalah potret dari sebagian besar masyarakat di kota besar, terutama Jakarta yang workaholic dan bekerja tanpa mengenal waktu. Mereka kerja keras cari uang buat keluarga tapi lupa bahwa keluarganya tidak hanya hidup dari uang. Mereka susah-payah mengejar karir, tapi lupa pada karir utamanya sebagai orang tua.

Iklan itu menggambarkan seorang bapak yang gagal memberikan waktu dan perhatian cukup bagi anaknya. Bapak ini dengan kekuatan materi dan pengaruhnya cenderung membeli kompensasi dengan memberikan mainan dan menuruti semua kemauan anaknya. Ketika sang anak membutuhkan perhatian, bapak tersebut hanya memberi uang lalu kembali ke kesibukannya sehari-hari.

Tanpa disadari, seiring waktu berjalan, orang tua ini akan terkejut, atau bahkan bisa kecewa, melihat anaknya tiba-tiba sudah tumbuh besar. Parahnya, yang tumbuh hanya fisik sang anak, sementara jiwanya—perilaku dan pola pikirnya--tetap seperti anak-anak. Anak ini tetap ingin dinomorsatukan, ingin dimanja, dan ingin hal lain yang sebelumnya selalu dituruti oleh si orang tua karena kurangnya waktu dan komunikasi yang mereka sempatkan bersama.

Cukup sulit mencari pesan yang terkandung dalam PSA “Life is Fast” hanya dengan sekali melihat iklannya. Kendati PSA ini serius mengkampanyekan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak, namun disampaikan dalam nuansa humor. Orang akan tersenyum saat melihat sang anak yang tiba-tiba tumbuh besar menomplok manja pada punggung sang bapak.

Menurut Stevie Sulaiman (Art Director), iklan ini diharapkan dapat sedikit menggugah para orang tua yang selama ini ignorant terhadap anaknya, dan syukur-syukur menggerakkan hati mereka. Sehingga keluarga mereka bisa jadi keluarga yang lebih baik, dan masyarakat kita bisa jadi masyarakat yang lebih baik. “Karena kami percaya semua berawal dari yang paling kecil dan dasar yakni diri sendiri dan keluarga,” paparnya.

Tema Universal

“Life is Fast” berhasil meraih emas di Pinasthika Adfest 2007 untuk kategori PSA Bawana. Kemenangan iklan ini boleh dibilang fenomenal karena berhasil mengalahkan PSA “Adi” dan “Wati” karya Exist Comm Yogya. Di kategori yang sama PSA Bawana “Adi” dan “Wati” masing-masing meraih perak.

Padahal di dua ajang festival iklan sebelumnya, New York Festivals 2007 dan Adoi Award 2007 iklan garapan Exist Comm ini cukup berjaya. Di New York Festivals iklan Adi memperoleh perunggu, sedangkan di Adoi Award dengan juri asing “Adi” dan “Wati” memperoleh emas. Berkat iklan itu pul Exist Comm berhasil merebut dua emas dari empat emas yang lahir di Adoi Award.

Melihat ketiga iklan tersebut, tampaknya “Adi” dan “Wati” lebih kental nuansa lokalnya ketimbang “Life is Fast”. Tema yang diambil “Life is Fast” bersifat universal karena situasi yang digambarkan bisa ditemukan di mana saja. “Life is Fast” bercerita tentang perilaku masyarakat perkotaan terhadap anak yang tidak
hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia tetapi juga di luar negeri.

Sementara iklan “Adi” dan “Wati” bercerita tentang tentang anak-anak korban gempa Yogyakarta beberapa waktu lalu yang kehilangan orang tua dan rumahnya. Adi dan Wati digarap dalam suasana tragedi yang bisa menyentuh hati orang yang melihatnya. Adi yang kehilangan orang tua mencurahkan hati dan perasaannya pada orang-orangan sawah. Wati juga melakukan hal yang sama, tetapi kepada patung polisi.

Kendati berbeda, namun ketiga iklan tersebut memiliki pesan moral yang sama bagi masyarakat negeri ini, yaitu peduli terhadap anak agar tidak kehilangan masa depan yang lebih baik. “Life is Fast” mengajak kita untuk peduli terhadap anak sendiri, sedangkan “Adi” maupun “Wati” mengajak kita peduli terhadap anak-anak korban bencana alam yang kehilangan masa depan. atajudin nur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar