Senin, 28 Mei 2012

Kiat AIA Masuk Ke Jantung Market Leader


Potensi bisnis asuransi di Indonesia saat ini masih besar. Penetrasi pasar asuransi di tanah air baru sekitar dua persen dibandingkan populasi. Padahal di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah mencapai lebih dari 15 persen. 

Sementara populasi di Indonesia jauh lebih besar dibanding kedua negara tersebut. Artinya, bagi perusahaan asuransi sekarang ini adalah saatnya menggarap pasar yang masih menjanjikan. Puluhan pemain asuransi yang ada saat ini, belum bisa menjangkau seluruh populasi yang memang belum sadar akan asuransi.

Mengapa itu terjadi?

Karena asuransi belum menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Masih ada jurang yang dalam antara kebutuhan ideal yang berasuransi dengan jumlah orang yang sudah diasuransikan. Padahal cukup banyak masyarakat Indonesia yang memiliki daya beli, khususnya ikut berasuransi.

Hingga saat ini pasar asuransi masih dipegang sang pemimpin pasar, Prudential. Di luar itu ada pemain-pemain lain yang cukup sukses dan berjaya seperti Bumi Putera, Manulife dan pemain kuat lainnya.

Kendati pasar sudah dikuasai pemain-pemain utama, bukan berarti pemain lain tidak bisa masuk meraih peluang yang ada di peta persaingan papan atas. Adalah AIA yang cukup giat berupaya agar bisa masuk ke papan atas. Selama satu tahun terakhir, AIA terbilang sukses dengan kampanye We Protect.

We Protect adalah kampanye AIA untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asuransi. Selain berkampanye di berbagai media—media konvensional dan non konvensional—tenaga pemasar AIA turun ke lapangan untuk mengedukasi masyarakat betapa pentingnya memiliki asuransi. Karena dengan asuransi, selain melindungi diri dari berbagai penyakit berbahaya juga melindungi harta dan keluarga dari kebangkrutan.

“Kampanye we protect ini luas maknanya. Kita melakukan perlindungan diri, perlindungan keluarga dan perlindungan investasinya. Kalau mereka ikut asuransi walau terkena penyakit, saving dia tetap aman. Tidak tergerus biaya recover. Itu yang kita lihat masih ada protection gap,” demikian dikatakan Ade Bungsu CMO AIA kepada penulis beberapa waktu lalu.

Karena bagi kebanyakan masyarakat, menabung saja saat ini sudah cukup untuk melindungi invstasinya. Tetapi begitu mereka terkena penyakit berbahaya, uang mereka bisa terkuras karena biaya rumah sakit.

Dengan kampanya we protect dan turun ke lapangan itulah, AIA berupaya masuk ke pasar yang masih basah dan menjanjikan. Memang jumlah tenaga lapangan AIA masih jauh dibanding dengan sang Market Leader, namun kegigihan mereka dalam melakukan edukasi boleh dibanggakan.

Meski pasar sudah dikuasai sang market leader, namun jika kreatif dan fokus masih ada celah yang bisa dimasuki. Itulah kiatnya.

Rabu, 23 Mei 2012

Strategi HDO Menerobos Pasar Air Minum Dalam Kemasan



Pasar air minum dalam kemasan (AMDK) di tanah air memang basah. Budaya minum air putih yang berlaku di masyarakat Indonesia membuat pasar ini cukup besar dan masih menjanjikan.

Berdasarkan studi yang ada, Indonesia adalah negara yang paling banyak mengonsumsi air putih di tingkat global.  Saat ini sekitar 40% orang Indonesia masih mengonsumsi air putih yang dimasak. Sementara tahun-tahun sebelumnya, lebih dari 70% dari populasi masih mengonsumsi air putih yang dimasak.

Sejalan dengan naiknya tingkat pendapatan dan pengetahuan masyarakat, persentase orang yang menggunakan air masak terus berkurang.  Mereka mulai berpindah ke air minum dalam kemasan bermerek dan air minum isi ulang.

Aqua sebagai merek air minum dalam kemasan berhasil merebut peluang tersebut. Bila dibandingkan dengan sesama air minum dalam kemasan bermerek lain, Aqua berhasil meraih lebih dari 50 % market share di Indonesia. Sisanya diraih air minuman kemasan bermerek lainnya.

Aqua bukah hanya bersaing dengan produsen air minum dalam kemasan lainnya tetapi juga bersaing dengan air minum isi ulang yang jumlahnya banyak dan harganya lebih murah ketimbang air dalam kemasan. Air minum isi ulang inilah yang pasarnya juga cukup besar di Indonesia.

Ketika Aqua menjadi pemimpin pasar bukan berarti pemain baru tidak bisa masuk dan menyeruduk pasar yang sudah terbentuk. Pemain baru bisa masuk dan akan tetap memiliki peluang sukses, dengan syarat ia harus memiliki diferensiasi. Jika tidak, jangan harap dikenal orang, apalagi sukses.

HDO adalah salah satu kasus, AMDK baru yang berhasil masuk ke pasar dengan diferensiasi. Pada umumnya AMDK yang hadir di pasaran hanya menonjolkan satu keunggulan karena memang mereka hanya punya satu. Misalnya, AMDK dengan air mineral, atau AMDK dengan oksigen.

Kelemahan itulah yang dijadikan peluang oleh HDO. Sejak awal tahun 2009, HDO Balanced Water hadir sebagai air minum premium pertama di Indonesia dengan unsur air dan varian kemasan terlengkap. Dipasok dari air pegunungan Indonesia yang diproses dengan perpaduan teknologi dari Jerman dan Jepang, HDO Balanced Water berhasil menciptakan blue ocean dalam industri AMDK sebagai Bio-Electro-magnetized air pertama di Indonesia.

Melalui proses Bio-Elektromagnet ini, HDO Balanced Water mengaku memiliki enam manfaat dalam air-nya:
1. Organic Mineral yang membuat air ini aman bagi ginjal;
2. Natural Oxygen (10 ppm), yang lebih dari air biasa tetapi tidak dengan kadar extreme sehingga bebas batasan konsumsi; 
3. pH Balance (7-7.5) membantu menjaga stamina seharian;
4. Pure TDS (max 10ppm) yang tidak menyebabkan endapan negatif dalam tubuh;
5. Magnetized Water membantu mempercepat penyerapan nutrisi pada tubuh;
6. Active Micro Water yang memaksimalkan proses detoksifikasi.

Keenam manfaat itulah yang dijual HDO kepada pelanggannya sehingga AMDK ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan AMDK lainnya. Meski HDO belum berhasil menggeser posisi sang market leader, namun kehadirannya sempat menggoyang peta persaingan AMDK di tanah air.

Senin, 21 Mei 2012

Strategi Mengawinkan Politik dengan Pasar Perempuan



SEBAGAI bagian dari masyarakat, perempuan Indonesia sudah memperlihatkan jati dirinya dalam ranah politik di tanah air. Saat ini bukan lagi mempersoalkan kuota 30% perempuan di parlemen tetapi, mereka sudah semakin aktif dalam kapasitasnya sebagai anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Bisa dibilang, kaum perempuan Indonesia tidak lagi mengikuti arah kebijakan pemerintah tanpa ada sikap kritis dalam mengawal aturan yang ada. Perempuan sudah menentukan arah politiknya sendiri, dan semakin kritis dalam membuat dan mengawal aturan di tanah air. Itu terlihat dari adanya aturan yang membela hak-hak perempuan dan semakin banyaknya perempuan menempati posisi strategis di  parlemen dan pemerintahan.

Sebagai negarawan, lelaki maupun perempuan harus memiliki visi ke depan. Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan Ph.D dalam diskusi setengah hari bertema “Gathering Promosi dan Ekspose Produk KUKM Unggulan Daerah Melalui Diskusi Perempuan Berpolitik Dalam Demokrasi Substansial” yang berlangsung di UKM Gallery, SME Tower Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan, pada Rabu 16 Mei 2012 mengatakan, kebijakan tidak popular yang diambil negarawan saat ini belum tentu tidak popular pada 10 tahun ke depan. Begitu pula sebaliknya. Kebijakan yang popular saat ini belum tentu popular pada 10 tahun mendatang.

Karena itu seorang negarawan harus visioner. Ia harus bisa mengambil keputusan yang di masa depan akan dinilai baik oleh generasi penerus. Sehingga anak cucu mereka dan sejarawan akan mencatat perbuatan baiknya sehingga menjadi peninggalan yang baik.

Anies mengatakan, negarawan saat ini lebih takut kepada sejarawan ketimbang wartawan. “Karena wartawan hanya mempublikasikan berita saat kejadian berlangsung. Sementara sejarawan akan menulis kejadian tersebut dan membuat opini di masa yang akan datang,” ujar Anies Baswedan.

Selain Anies Baswedan hadir dalam diskusi tersebut, Ibu Melani Leimena Suharli, Wakil Ketua MPR RI, dan dibuka oleh Ibu Ingrid Syarief Hasan, Anggota DPR RI.  Acara itu sendiri dihadiri oleh ibu-ibu anggota DPR, para pengusaha perempuan  dan istri anggota DPR.

Ibu Melani Leimena Suharli mengatakan, alasan perempuan parlemen kurang vokal karena mereka berpikir masak-masak sebelum bicara. Sehingga ketika pernyataan yang ada kurang berbobot dan tidak substansial, mereka tidak akan mengemukakannya. Beda dengan pria yang berani berbicara, dan siap untuk menjawab dan memberi klarifikasi ketika pernyataan mereka diprotes.

Woman Market

Selain diskusi, acara tersebut juga diisi dengan fashion show yang menghadirkan baju dan busana khas Indonesia yang dibawakan oleh putra-putri  Duta Koperasi dan Ibu-ibu istri anggota DPR dan pejabat daerah.  Yang menarik dari acara ini adalah, para model dan peserta fashion show menggunakan busana daerah serta asesoris yang ada di UKM Gallery dan Paviliun Provinsi.

Di sesi fashion show itu, hadir juga program ekspose tenun Minahasa dalam bentuk tarian Minahasa yang dibawakan oleh model-model dengan menggunakan pakaian daerah Minahasa.  Pakaian dan asesoris yang dipakai model dalam fashion show inilah yang menarik perhatian peserta diskusi.

Karena itu usai penampilan fashion show dan tari-tarian Minahasa, para peserta diskusi tersebut melakukan touring ke Paviliun Provinsi untuk melihat-lihat produk KUKM Unggulan dari 32 provinsi di Indonesia. Selain menyaksikan demo produk beragam produk KUKM yang unik dari seluruh provinsi di Indonesia mereka juga membeli produk yang ada di SME Tower.

Itulah yang disebut dengan konsep experiential marketing. Konsumen tidak hanya ditawarkan produk secara hardselling tetapi panca indera calon konsumen diajak berinteraksi untuk merasakan produk tersebut sebelum membelinya. Sehingga keputusan pembelian yang diambil saat itu merupakan hasil dari kesimpulan dan opini mereka terhadap produk.

Perempuan memang menjadi salah satu target market produk KUKM, di SME Tower. Selain memiliki buying power yang tinggi perempuan juga sebagai penentu pembelian untuk beragam produk, baik produk wanita maupun produk pria.  Karena itu gathering yang digelar di UKM Gallery merupakan salah satu strategi meraih woman market melalui konsep experiential marketing

Senin, 07 Mei 2012

It is Never Ability, It is Always Motivation



”Bukan masalah tidak bisa, tapi apakah kamu memang punya keinginan, “

Itu merupakan kalimat terkenal yang diucapkan oleh Anthony Robbins, motivator dan penulis buku Unlimited Power. Menurutnya, dalam keadaan apapun kita harus selalu menjaga faktor emosi dalam kondisi yang baik.  

Tingkat emosi seseorang menentukan cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak. Jika emosinya positif maka tindakannya akan positif. Demikian juga sebaliknya, jika emosinya negatif tindakannya pun akan negatif. Karena itu, sangat penting bagi kita menyadari dan mengendalikan emosi. Jika kita konsisten menjaga tingkat emosi pada level positif, kita akan terdorong untuk melakukan tindakan dan keputusan positif yang mendukung kesuksesan.

Emosi merupakan kaca mata yang dipakai seseorang untuk merasakan keberadaan dunia dan mengartikan kejadian-kejadian yang menimpa hidupnya. “There is no meaning in life except the meaning we give it,” kata Anthony Robbbin. Kitalah yang mengartikan sebuah kejadian. Jadi, bisa dibilang pola emosi merupakan awal dari pemahaman terhadap segala sesuatu.

Menurut Anthony Emosi merupakan gabungan dari cara berkomunikasi dengan diri sendiri (internal communication) dan fisiologi tubuh. Komunikasi internal mencakup fokus dan perkataan. Sedangkan fisiologi berkaitan dengan posisi tubuh, misalnya cara berdiri (tegak atau membungkuk), cara bernafas, aliran darah, denyut jantung dan sebagainya. Ketika seseorang dilanda depresi, fokusnya akan memusat pada suatu hal, memercayai sesuatu dan melakukan komunikasi internal (bicara sendiri) diikuti dengan respon gerakan tubuh tertentu, misal menggoyang-goyangkan kaki, menggaruk kepala, dan sejenisnya.

Pernahkah Anda mengalami sesuatu kejadian yang mengecewakan, misalnya ditinggal kekasih. Bagaimana fokus Anda ketika menghadapi kejadian itu? Pertama yang muncul pasti bayangan negatif tentang perselingkuhan yang dilakukan pacar Anda, kebohongannya, ketidakpeduliannya, dan egoisnya selama ini. Itulah yang dinamakan fokus.

Setelah fokus kita teracuni oleh prasangka negatif, mulailah kita berkata-kata negatif/mengumpat misalnya: “Inilah akhir dunia.”

Fokus dan perkataan negatif akhirnya akan membuat fisiologis kita terganggu seperti: Jalan mondar-mandir, garuk-garuk kepala, muka kusam, selera makan hilang atau rambut rontok.

Lain lagi fokus, perkataan, dan fisiologis kita ketika merasakan kebahagiaan misalnya, ketika lulus kuliah dengan predikat cum laude.  Saat nama kita dipanggil dalam acara wisuda yang besar sebagai salah satu lulusan terbaik, apa yang terjadi dengan diri kita?

Fokus yang muncul di pikiran pastilah positif, misalnya optimisme bakal sukses, diterima bekerja perusahaan terbaik, bergaji besar, dan bahagia. Dengan fokus yang positif, perkataan yang keluar dari mulut juga positif, misalnya: Bersyukur, yes, hebat atau top. Dengan fokus dan perkataan positif, fisiologis kita juga terdorong mengambil sikap positif misalnya: berjalan tegap, tersenyum, matanya bersinar, dan membusungkan dada.

Ada hubungan yang erat antara kondisi emosi manusia dengan fokus, perkataan, dan fisiologisnya. Oleh karena itu, menjaga kondisi emosi agar senantiasa berada di level positif sangatlah penting.

Dengan memahami hubungan yang erat antara kondisi emosi dengan fokus, perkataan dan fisiologi, seseorang diharapkan bisa “memanipulasi” kondisi emosinya. Caranya, dengan memengaruhi fokus, perkataan, dan gerakan tubuh.

Dalam kontek bisnis, tugas mengubah fokus, perkataan, dan fisilogis tubuh ini menjadi tugas pemimpin. Seorang manajer bertanggungjawab mendorong terbentuknya fokus, perkataan, dan fisiologis bawahan senantiasa berada di tingkat optimal. Karena dengan bekal tingkat emosi tim optimal, seorang manajer penjualan akan mampu memastikan 80 persen dari target penjualannya bakal tercapai.

Selasa, 01 Mei 2012

Faith Does not Make Things Easy, It Makes Them Possible

Faith is if you believe what you have not seen. And in return you will see what you believe,” begitu St. Agustinus berkata.

Selain Fokus, kekuatan dahsyat yang bisa memberikan kontribusi terhadap tindakan manusia adalah Keyakinan. Jika seseorang benar-benar Yakin  bahwa dia dilahirkan untuk sukses, maka tindakan-tindakannya akan fokus dan penuh percaya diri. Kalaupun gagal, ia akan menganggapnya sebagai kesuksesan yang tertunda.

Orang yang punya keyakinan teguh bahwa ia dilahirkan untuk sukses, memiliki kemungkinan sukses lebih besar dibandingkan orang-orang yang tidak berperilaku demikian. Meskipun mulanya hanya mencapai sukses dalam skala kecil, sukses-sukses kecil tadi akan menjadi bekal untuk memperkuat sistem keyakinannya bahwa ia dilahirkan untuk sukses. Dampaknya dia akan berusaha lebih kuat untuk meraih kesuksesan yang lebih besar lagi. Para ahli menyebutnya selffulling propechy— apa yang kita yakini akan berbuah kenyataan.

Sebaliknya, jika sistem keyakinannya yang ada pada seseorang tidak kuat, maka ia pun akan ragu-ragu dalam mengambil tindakan. Usahanya jadi setengah-setengah dan gagal. Tiap kali gagal, sistem keyakinananya semakin menjurus ke sumbu negatif, misalnya muncul keyakinan saya memang dilahirkan untuk gagal. Dampaknya semakin gagal, semakin dia ragu-ragu mengambil keputusan sehingga tidak bisa bangun dari keterpurukan.

Keyakinan berasal dari ide atau gagasan. Ia akan menjadi kuat untuk menjadi kenyataan karena didukung referensi, pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan. Ketika Wright bersaudara yakin manusia bisa terbang, mereka pun berusaha mati-matian membuktikan keyakinannya itu dengan merancang pesawat terbang pertama. Segala informasi, referensi dan pengetahuan yang dimilikinya menunjang keberhasilan Wright bersaudara untuk membuat pesawat terbang.

Demikian juga ketika Steve Jobs berkeyakinan harus ada komputer yang menyenangkan dan bergaya. Dengan segenap kemampuan dan tim-nya ia mengolah data dan informasi yang ada untuk membuat iMac.  Dan kini, orang sudah bisa menikmati kemajuan gadget besutan Steve Jobs.

Jika saja  Wright  dan Steve Jobs tidak Yakin maka tindakannya pun akan berbeda. Mereka tidak akan ngotot merancang, mendesain pesawat atau komputer yang sebelumnya orang menganggap tidak mungkin. Memang pada akhirnya akan tetap ada pesawat atau gadget canggih, tapi dalam waktu yang berbeda dan bukan ditemukan oleh mereka. Karena keyakinan dan kemampuan itu milik manusia bukan hanya milik Wright dan Steve Jobs.