Kamis, 16 Agustus 2012

Dari UKM Menuju Perusahaan Kelas Dunia


Tokoh pemasaran dunia Philip Kotler ketika mengunjungi Indonesia tahun 2009 dalam seminar sehari di Jakarta bependapat, bahwa kondisi chaos merupakan suatu normalitas yang baru.  Untuk itu pemasar harus dapat menerima dan memahami lingkungan bisnis yang begitu dinamis dengan perubahan yang sangat cepat dan sulit ditebak. Pemasar saat ini sedang berjalan dalam kondisi chaos yang berkelanjutan, yang kemudian dikenal dengan kondisi normalitas baru.

Saat itu ia membahas bagaimana krisis perekonomian di banyak negara mengakibatkan lingkungan bisnis menjadi sangat turbulen. Banyak sekali perusahaan yang saat itu dianggap sudah menjadi kelas dunia namun kemudian berjalan tertatih-tatih atau gulung tikar karena goncangan yang luar biasa. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat ketika itu sangat mengkhawatirkan.  Bahkan pada 2008 sebagian besar negara maju mengalami krisis.  Beruntung Indonesia tetap dapat tumbuh perekonomiannya sekitar 2-3%.

Namun begitu, krisis bukan menjadi hambatan untuk tetap eksis dan berkembang. Dalai Lama mengatakan, saat-saat yang mudah adalah musuh utama karena membuat kita tertidur. Sedangkan masa yang sulit merupakan teman, karena ia membangunkan kita untuk selalu waspada.

Karena itu—masih menurut Philip Kotler pada saat kedatangannya kembali ke Jakarta pada tahun 2011—untuk tetap eksis dan berkembang di masa sulit, perusahaan harus  membuang produk, segmen dan area geografis yang tidak menguntungkan. Kemudian, perusahaan harus selektif melupakan masa lalu dengan memfokuskan upaya pada produk-produk baru, mencari berbagai celah kesempatan, dan mengeksploitasi perubahan-perubahan yang bersifat tidak linier. Terakhir, perusahaan harus  menciptakan masa depan dengan mengembangkan suatu strategic goal baru yang dapat memberi motivasi, dan tantangan.

Lalu dimanakah posisi Indonesia di era normalitas baru seperti sekarang ini?

Indonesia saat ini semakin cantik terlepas dari sejumlah kekurangan yang ada, seperti masalah law enforcement yang lemah. Menurut IMF, antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di antara 18 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan proyeksi pertumbuhan GDP nominal sebesar 12.8%.  Angka itu di atas Cina (12.5%), India (11.8%) serta jauh di atas Korea Selatan (8.7%), Jepang (4.3%), dan Amerika Serikat (4.2%).  Masih menurut IMF, di masa mendatang Indonesia diperkirakan akan semakin mendominasi perekonomian ASEAN dan akan mulai menyalip pasar Eropa.

Berdasarkan hal tersebut maka sudah saatnya bagi perusahaan-perusahaan Indonesia menjadi perusahaan berkelas dunia. Untuk menjadi perusahaan kelas dunia dapat dilakukan antara lain dengan dua cara. Pertama, perusahaan harus dapat memenuhi standar tertinggi di mana pun perusahaan beroperasi agar dapat berkompetisi. Kedua, semakin diperlukannya orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi yang dapat berkarya di luar batasan negara.

Menjadi perusahaan kelas dunia memberikan sejumlah pilihan untuk menentukan pasar mana yang akan dituju, yakni pasar lokal, regional atau global. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa merupakan pasar lokal yang sangat menjanjikan. Cukup banyak perusahaan mancanegara yang masuk ke Indonesia karena besarnya pasar di tanah air ini.

Pertamina, Bank Mandiri adalah perusahaan nasional yang sukses menggarap pasar lokal. Perusahaan ini pula siap bersaing di pasar global sebagai perusahaan yang memiliki standar kelas dunia. Mereka tidak hanya sukses bersaing dengan perusahaan lokal di dalam negeri, tetapi juga siap juga berkompetisi dengan perusahaan asing di mancanegara.

Inovasi dan Desain Ulang

Jika perusahaan milik negara kelas kakap berhasil menjadi perusahaan yang world class, apakah Usaha Kecil dan Menengah atau UKM Indonesia bisa seperti perusahaan-perusahaan plat merah tersebut.

Jawabannya tentu saja bisa. Pemerintah sangat mendukung UKM Indonesia mampu menjadi tuan rumah di negara sendiri dan siap menjadi penantang utama pebisnis dunia di tingkat global. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan UKM Indonesia menjadi perusahaan yang going world class.

Bekerjasama dengan pihak swasta maupun swakelola, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM melatih para pelaku UKM di tanah air agar produk-produk mereka bisa bersaing di tingkat nasional maupun mancanegara. Berbagai pelatihan diberikan kepada pelaku UKM seperti pelatihan packaging, pelatihan branding dan marketing.

Produk-produk mereka yang sudah memiliki kemasan menarik, unik dan lulus uji kualitas mutu, kemudian diberi kesempatan didisplay di UKM Gallery SME Tower Jakarta. Di tempat tersebut bukan hanya konsumen lokal yang datang untuk membeli tetapi juga turis mancanegara dan para ekspatriat.

Bukan hanya itu, LLP-KUKM juga mengajak para UKM binaan untuk menggarap pasar ekspor. Untuk itu, LLP-KUKM mencari produk yang pas dan cocok untuk pasar mancanegara dan kemudian di-redesain sesuai dengan pasar yang dituju. Karena, desain keranjang unik untuk pasar Eropa misalnya berbeda dengan pasar Amerika.  Inovasi menjadi kata kunci bagi produk UKM agar bisa diterima pasar ekspor.

Bekerja sama dengan konsultan managemen ekspor LLP-KUKM memilih dan membuat produk kelas ekspor, menggelar pameran dan mencari buyer di luar negeri, serta membantu administrasi ekspor. LLP-KUKM berperan sebagai jembatan antara UKM di tanah air dengan pembeli dari luar negeri. Alhasil, ketika mengikuti pameran dagang di Hong Kong akhir April lalu, sejumlah pesanan dari buyer di luar negeri datang ke LLP-KUKM. Sebagian besar pesanan mereka sudah diproduksi dan siap dikirim ke pada pembeli di luar negeri.

Melihat begitu bagusnya penerimaan pasar luar negeri terhadap produk UKM Indonesia, maka kembali pada akhir Agustus 2012 LLP-KUKM mengajak UKM binaannya untuk pameran dagang di Frankfurt Jerman. Kami berharap tanggapan para calon buyer di Frankfurt sama antusiasnya seperti buyer di Hong Kong.

Di tahun-tahun mendatang, kami siap mengajak UKM Indonesia merambah pasar mancanegara. Dan semoga upaya yang kami lakukan agar UKM Indonesia menjadi perusahaan kelas dunia bisa berjalan sesuai rencana.

Aamiin...

Rabu, 18 Juli 2012

Membangun UKM Indonesia menjadi Brand Dunia




Mungkin kita tidak menyadari, bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan dunia awalnya dibangun oleh para pelaku UKM alias Usaha Kecil dan Menengah. Dengan semangat kewirausahawan yang tinggi dan pantang menyerah, mereka berhasil membangun usahanya menjadi perusahaan dunia.

Sebut saja tokoh otomotif Henry Ford dan Soichiro Honda. Pendiri Ford dan Honda Motor Company Jepang itu adalah pelaku UKM yang sukses membangun bisnis mulai dari kecil hingga menjadi brand dunia. Jatuh bangun bagi mereka adalah hal biasa. Namun spirit yang terlihat dari mereka adalah pantang mundur dalam mengelola usaha.

Henry Ford yang lahir pada 30 Juli 1863 adalah pelaku UKM Amerika Serikat yang sukses meski hanya tamatan sekolah dasar. Henry yang  menyintai mesin dan kereta, pada tahun 1892 berhasil mengeluarkan mobil pertama di dunia yang dibuat di bengkelnya sendiri di Detroit.

Keberhasilannya itu membuat Henry Ford ditawari pekerjaan di Detroit Edison Company dengan gaji tinggi, namun ia mengundurkan diri karena ingin mengelola usaha sendiri. Ia mengajak beberapa temannya sebagai investor untuk mendirikan pabrik mobil Detroit Auto Mobil Company.

Karena ketidak-cocokan akhirnya kongsi bubar. Pada Maret 1902 Henry Ford mendirikan Ford Motor Company yang dibiayai sendiri. Dengan modal minim dan semangat tinggi, Henry Ford berhasil membangun Ford Motor Company hingga kini. 

Jatuh bangun sudah biasa bagi Henry. Ia tidak mengeluh tetapi terus berjalan dan tidak pernah menyerah. Ia tidak menyangka usahanya yang dibangun dari sebuah bengkel di Detroit dengan modal seadanya, kini menjadi brand dunia. Itulah prilaku pelaku UKM sukses. Pantang menyerah meski menemui tantangan dan hambatan. Selalu saja ada jalan keluarnya.

Kisah yang nyaris sama juga dijalani Soichiro Honda.  Jiwa wirausaha Soichiro tumbuh karena warisan ayahnya yang membuka bengkel reparasi alat pertanian dan sepeda di Dusun Kamyo, Distrik Shizuko, Jepang Tengah. Dalam usia 22 tahun, pada tahun 1928, setelah cukup lama bekerja sebagai karyawan di Tokyo, Honda kembali ke kampung halamannya untuk memulai usaha reparasi mobil dan pembuatan ring pinston.

Bisnisnya tidak berjalan mudah. Perang dan bencana alam membuat Soiciro Honda jatuh bangun dalam berbisnis. Namun ia terus maju, dan pada tahun 1948 Honda memulai produksi sepeda motor di bawah bendera Honda Corporation.  Rekayasa mesin Honda yang bagus dan pemasaran yang cerdas membuat Honda berhasil mengalahkan penjualan sepeda motor merek lain di Jepang. Perusahaan ini pun terus berkembang dan menjadi perusahaan multinasional dengan brand yang mendunia.

Berdasarkan kedua cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegigihan, semangat untuk maju tidak bisa menghalangi pelaku usaha untuk bisa meraih sukses. Padahal  bisnis keduanya berjalan tidak mudah dan lancar. Keduanya menemukan tantangan yang sungguh luar biasa. Namun mereka yang berteman dengan kegagalan itu berhasil  mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.

Semangat UKM Indonesia
Semangat dan daya juang pelaku UKM di tanah air tidak jauh beda dengan Henry Ford dan Soichiro Honda. Itu dibuktikan antara lain ketika krisis moneter melanda Indonesia pada 1998. Ketika perusahaan-perusahaan besar terpuruk, UKM di Indonesia tetap tumbuh. Bahkan UKM inilah yang berperan membangkitkan kembali semangat wirausaha para pelaku bisnis untuk terus berjuang di tengah krisis.

UKM yang bergerak di berbagai kegiatan ekonomi, kini dinilai oleh berbagai pihak sebagai sektor penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh bangsa yakni pengangguran  dan kemiskinan.    Peran UKM yang saat ini tercatat sekitar 55 juta unit usaha dan  tersebar di seluruh Indonesia,  tidak saja diharapkan mampu meningkatkan lapangan kerja, dan mengatasi masalah pengangguran, tetapi sekaligus juga dapat mendorong akselerasi pembangunan daerah.

Lalu dimana peran pemerintah dalam membantu UKM. Akankah UKM kita bisa maju dan berkembang seperti UKM luar negeri yang mampu merambah internasional dan brand yang kuat.

Saat ini tugas pemerintah tidak lagi sekadar membantu tumbuh kembangnya UKM di tanah air, tetapi bagaimana menjadikan UKM Indonesia mampu bersaing di pasar global. Kementerian Koperasi dan UKM memiliki Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM yang bertugas memasarkan produk KUKM untuk pasar lokal dan internasional.

Untuk pasar lokal, LLP-KUKM memiliki ruang display produk KUKM di SME Tower, Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Sebuah gedung mewah nan berkelas yang didedikasikan untuk produk-produk berkelas. Produk yang masuk ke LLP-KUKM merupakan produk terbaik yang telah melewati seleksi mutu dan desain. Dengan begitu, mutu produk yang masuk ke SME Tower tidak perlu diragukan lagi.

Tahun ini, LLP-KUKM membantu mereka agar bisa menjual produknya ke pasar Internasional melalui program Pengembangan Produk KUKM Berdaya Saing. Bukan satu atau dua barang, tapi diharapkan mereka bisa menjual produk ke luar negeri minimal satu kontainer. Barang-barang yang akan disiplay dan dijual di pasar luar negeri, disesuaikan dari sisi desain dan kemasan. Untuk itu LLP-KUKM siap membantu mereka.

Pelaku UKM di tanah air memang memiliki jiwa spartan. Berapa pun besar pesanan yang datang akan dilayani. Namun persoalannya, tidak semua UKM  memiliki modal atau dana yang besar untuk melayani pesanan dalam jumlah besar pula. Jika hal itu terjadi pemerintah siap mengalirkan pinjaman melalui LPDB, atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir, sebuah badan layanan umum yang berada di bawah Kementerian KUKM. Selain itu pemerintah juga menyediakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kepada para pelaku UKM yang butuh pinjaman dana di sejumlah bank nasional.

Karena itu, upaya yang dillakukan LLP-KUKM bukan sekadar menghidupkan UKM tetapi menjadikan mereka perusahaan besar yang bisa bersaing dengan produsen dari luar negeri. Kami berharap suatu saat nanti brand-brand dari UKM di Indonesia bisa menjadi brand dunia yang disegani baik di pasar lokal maupun internasional. Aamiin.....

ATAJUDIN NUR
Kepala Divisi Marketing LLP-KUKM
atajudin@gmail.com
Twiiter: @ata_junior

Selasa, 10 Juli 2012

Kami Tulus Membantu KUKM


Mencintai produk Indonesia bukan hanya slogan LLP-KUKM (Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah). Kami telah mencapai tahap Membantu ribuan pelaku UKM mengembangkan produk mereka, baik dari sisi pemasaran maupun pelatihan. Bahkan kami siap membantu UKM masuk ke pasar mancanegara.

Bagi kami, UKM adalah soko guru ekonomi nasional. Ketika ia lemah, lemah pula perekonomian bangsa. Sebaliknya, UKM yang kuat akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Bayangkan, berapa banyak tenaga kerja yang terserap dari UKM saat ini yang jumlahnya mencapai 55 juta usaha, mulai dari yang skala mikro, kecil hingga menengah. Jika satu jenis usaha saja rata-rata mampu menampung dua tenaga kerja, berarti UKM di Indonesia telah bisa menampung 110 juta tenaga kerja di Indonesia. Jika mereka bisa tumbuh dan berkembang berarti separuh populasi Indonesia memiliki penghasilan yang layak untuk hidup di negara ini. Ingat, berapa banyak masyarakat kecil yang hidupnya terbantu dengan berkembangnya UKM di tanah air.

Adalah tugas dan misi LLP-KUKM untuk  membantu dan mengembangkan bisnis para pelaku UKM. LLP-KUKM memberikan berbagai fasilitas dan layanan kepada mereka yang menjadi binaan. Salah satunya, para pelaku UKM diberikan tempat untuk mendisplay produknya di SME Tower, di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Sebuah gedung mewah nan berkelas yang didedikasikan untuk produk-produk berkelas pula.

Jadi tidak heran, bila Anda datang ke UKM Gallery, Anda akan menemukan produk Batik Nusantara dengan harga yang cukup bersaing dibanding produk batik di tempat lain. Itu memperlihatkan, produk kami memang premium dan ditujukan kepada mereka yang menghargai dan mengerti batik berikut proses produksinya.

Karena itu soal kualitas, jangan ditanyakan. Karena dengan memposisikan diri sebagai produk premium, kami selalu menjaga mutu dan merek kami. Untuk itu produk UKM yang masuk ke UKM Gallery kami seleksi, agar benar-benar yang terbaik. Dan perlu diingat, kami tidak menarik uang sewa tempat bagi UKM yang mau mendisplay produknya di UKM Gallery.

Untuk bergabung dengan LLP-KUKM, syaratnya gampang. Pelaku memiliki produk yang original, unik dan berkualitas.  Selama ini LLP-KUKM mengutamakan produk-produk garmen, jewelleries, aksesoris, batik, kerajinan tangan, dan spa. Tapi tidak menutup kemungkinan jenis produk lain. Yang penting produk itu unik dan mencerminkan budaya Indonesia.

Paviliun Propinsi
Selain UKM Gallery, kami juga memiliki Paviliun Propinsi. UKM binaan dari masing-masing propinsi diwadahi melalui Paviliun Propinsi yang terletak di beberapa lantai di SME Tower. LLP-KUKM membangun Paviliun Propinsi sejak 2010 untuk memasarkan produk-produk unggulan UKM dari seluruh propinsi di Indonesia. Hingga kini sudah terbentuk 32 Paviliun Propinsi dari seluruh propinsi di Indonesia.

Keberadaan Paviliun Propinsi merupakan misi utama LLP-KUKM untuk memberdayakan Koperasi dan UKM. Paviliun Propinsi ada setelah kehadiran direksi baru LLP-KUKM  yang dipimpin Ibu Ir Yuana Sutyowati MM sebagai Direktur Utama. “Kami berharap seluruh propinsi sudah bisa bergabung dengan LLP-KUKM,” beber Yuana Sutyowati.

Mengapa UKM di seluruh propinsi perlu bergabung dengan LLP-KUKM. Jawabnya cukup sederhana. Produk UKM yang ada di SME Tower bisa dilihat pengunjung dari berbagai wilayah di Indonesia maupun mancanegara. Kalau pasarnya hanya di tingkat propinsi, tentu yang melihatnya terbatas. Tapi di SME Tower, orang dari seluruh Indonesia dan bahkan dunia bisa melihatnya.

Karena kami bekerjasama dengan kedutaan besar negara asing di Indonesia, agar menjadikan SME Tower sebagai tujuan wisata tamu mereka bila berkunjung ke Indonesia. Tamu-tamu negara asing datang ke SME Tower tidak hanya melihat produk tetapi juga membeli produk tersebut.

Kami juga bekerjasama dengan kedutaan besar Indonesia di luar negeri dan kementerian luar negeri agar menjadikan SME Tower sebagai tujuan wisata dan belajar tamu-tamu dari luar negeri. Dengan begitu, sering kali kami menerima kunjungan tamu dari luar negeri yang datang untuk belajar tentang UKM di Indonesia.

Total jumlah UKM yang bernaung di bawah LLP-KUKM sekitar 1.400, baik yang ada di UKM Gallery maupun di Paviliun Propinsi. Untuk mendapatkan UKM binaan tersebut, LLP-KUKM bekerjasama dengan instansi daerah. Misalnya, berkoordinasi dengan Kepala Dinas Koperasi dan UKM seluruh Indonesia. Kemitraan ini bertujuan untuk mencari produk unggulan di masing-masing daerah atau kerjasama dengan lembaga KUKM di sana. Tidak jarang kami juga harus menembus bukit dan pantai untuk mendapatkan produk UKM yang layak bersaing di pasar nasional maupun global.

Merambah Pasar Mancanegara

Selain ruang di SME Tower, LLP-KUKM memberikan kesempatan kepada para pelaku UKM untuk ikut pameran di luar negeri. Tahun ini, LLP-KUKM membantu mereka agar bisa menjual produknya ke pasar Internasional melalui program Pengembangan Produk KUKM Berdaya Saing. LLP-KUKM mengajak pelaku bisnis untuk ikut pameran di luar negeri. Untuk hal itu, kami melakukan pengembangan desain dan produk agar bisa diterima di pasar Eropa, Amerika dan Asia.


Guna mendapatkan produk yang dimaksud, LLP-KUKM menjemput bola dengan bertandang ke berbagai propinsi, misalnya, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali.   Sebagai langkah pertama, pada 27-30 April 2012, LLP-KUKM menyelenggarakan pameran premium di Hong Kong. Harapannya, pelaku UKM mendapatkan akses untuk pemasaran di luar negeri. Langkah berikutnya kami siap untuk ikut pameran-pameran di luar negeri seperti Frankfurt, Jerman.

Dalam hal promosi, kami tidak lelah untuk memperkenalkan SME Tower kepada calon buyer dalam dan luar negeri. LLP-KUKM gencar melakukan kampanye pemasaran  baik melalui media cetak, radio, elektronik, maupun online. Kami juga mengomunikasikan diri dengan media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Kami menggenjot promosi untuk mendongkrak animo masyarakat untuk datang, cinta dan beli produk KUKM.

Itulah upaya tulus kami. Kami berupaya menjalankan misi untuk memberdayakan UKM menjadi perusahaan kelas kakap. Semoga masyarakat semakin tahu dan pelaku UKM semakin care terhadap LLP-KUKM. Karena kami berharap suatu saat nanti UKM binaan kami bukan hanya menjalankan Usaha Kecil Menengah lagi tetapi sudah menjadi Usaha Kakap Miliaran.

Semoga.

ATAJUDIN NUR
Kepala Divisi Marketing LLP-KUKM
atajudin@gmail.com
Twiiter: @ata_junior

Jumat, 15 Juni 2012

Negeri Ini Kaya dengan Kuliner Tradisional


Kuliner Indonesia perlahan tapi pasti kian disukai masyarakat dunia. Coba lihat, Nasi Goreng, Gado-Gado, Sate Padang dan banyak lagi makanan Indonesia lain yang cita rasanya mampu menggugah selera orang asing. Bahkan dunia mengakui, bahwa Rendang Indonesia merupakan makanan terlezat di dunia.

Jika sudah begitu kenyataannya, apakah kita sebagai orang Indonesia masih mengingkari nikmat yang diberikan Tuhan kepada bangsa ini. Kekayaan alam Indonesia, pemberian yang Maha Kuasa menjadikan negeri ini barokah dengan bumbu dan rempah-rempah sebagai pelezat masakan di tanah air.  Kekayaan bumbu dan rempah-rempah itulah yang membuat makanan Indonesia memiliki identitas kuat di komunitas dunia.

Mari kita ingat-ingat sejarah Indonesia dan dunia. Di zaman kolonialisme, Belanda berhasil membangun negerinya dari hasil eksplolitasi rempah-rempah dari Indonesia. Rempah-rempah pula yang membuat Penjelajah dari Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.

Ada ratusan jenis rempah di tanah air yang membuat Belanda datang ke Indonesia. Rempah-rempah ini yang menjadi komoditas paling berharga di masa kolonial. Selain sebagai bumbu makanan, rempah juga digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan. Bahkan rempah digunakan untuk mengawetkan Mummi di zaman Mesir Kuno.

Pada 13 hingga 16 Juni 2012, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) menggelar festival makanan nusantara yang diberi nama Warisan Enak atau Warinak 2012.  Festival Warinak dibuka oleh Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM Dr Braman Setyo, MSI di halaman depan SME Tower. Festival bertema “Wahana Cita Rasa Indonesia” selain mempromosikan produk kreatif dan kuliner yang mempunyai cita rasa dan keunikan di masyarakat juga sebagai wujud kemitraan antara pemerintah, pengusaha besar dan UKM.

Sebagai institusi di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, LLP-KUKM turut menjaga dan melestarikan budaya kuliner bangsa dengan menggelar event Warinak. Warinak merupakan padepokan bagi para koki pewaris resep tradisional untuk menunjukkan keahliannya mengolah masakan Indonesia yang disajikan kepada para pengunjung.  Para koki ini didatangkan dari lokasi tertentu. “Sehingga, Warinak kali ini menjadi tempat berkumpulnya para pencinta makanan nusantara,” ungkapnya.

Di acara pembukaan peserta dihibur penampilan kelompok musik angklung yang dimainkan  oleh istri dan pejabat kedutaan besar Jepang di Indonesia. Tamu undangan juga disuguhi minuman jamu yang dilayani, ibu-ibu pedagang jamu dari Induk Koperasi Rempah dan Jamu (Inkojam).



 

 
Kuliner Pilihan
 
LLP-KUKM sebagai penyelenggara event ini memiliki spesifikasi dalam menentukan para peserta festival Warinak.  Setiap kuliner yang hadir dalam Warisan Enak harus benar-benar unik, memiliki kelezatan yang sudah terbukti, penyajian yang resik dan sehat, serta memiliki banyak penggemar seperti Soto Udang Galah Medan dan Es Durian Sakinah.

Warinak juga menampilkan makanan kesehatan dan herbal partisipasi dari Dewan Rempah Indonesia, jamu dari Inkojam, dan UKM binaan Bank Indonesia di lima provinsi. Jumlah peserta pameran ini sebanyak 65 stand yang memenuhi halaman depan dan bagian dalam SME Tower.

Bukan cuma makanan festival kuliner Warisan Enak 2012 dimeriahkan dengan penampilan musik legendaris yaitu lagu-lagu Koes Ploes (Koes Ploes Night), Rolling Stoner Night (Acid Spee Band) dan Beatles  Night. Sore hari, sambil menikmati makanan, para pengunjung dihibur dengan alunan lagu-lagu lama dari kelompok musik legendaris tersebut.

Senin, 28 Mei 2012

Kiat AIA Masuk Ke Jantung Market Leader


Potensi bisnis asuransi di Indonesia saat ini masih besar. Penetrasi pasar asuransi di tanah air baru sekitar dua persen dibandingkan populasi. Padahal di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah mencapai lebih dari 15 persen. 

Sementara populasi di Indonesia jauh lebih besar dibanding kedua negara tersebut. Artinya, bagi perusahaan asuransi sekarang ini adalah saatnya menggarap pasar yang masih menjanjikan. Puluhan pemain asuransi yang ada saat ini, belum bisa menjangkau seluruh populasi yang memang belum sadar akan asuransi.

Mengapa itu terjadi?

Karena asuransi belum menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Masih ada jurang yang dalam antara kebutuhan ideal yang berasuransi dengan jumlah orang yang sudah diasuransikan. Padahal cukup banyak masyarakat Indonesia yang memiliki daya beli, khususnya ikut berasuransi.

Hingga saat ini pasar asuransi masih dipegang sang pemimpin pasar, Prudential. Di luar itu ada pemain-pemain lain yang cukup sukses dan berjaya seperti Bumi Putera, Manulife dan pemain kuat lainnya.

Kendati pasar sudah dikuasai pemain-pemain utama, bukan berarti pemain lain tidak bisa masuk meraih peluang yang ada di peta persaingan papan atas. Adalah AIA yang cukup giat berupaya agar bisa masuk ke papan atas. Selama satu tahun terakhir, AIA terbilang sukses dengan kampanye We Protect.

We Protect adalah kampanye AIA untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya asuransi. Selain berkampanye di berbagai media—media konvensional dan non konvensional—tenaga pemasar AIA turun ke lapangan untuk mengedukasi masyarakat betapa pentingnya memiliki asuransi. Karena dengan asuransi, selain melindungi diri dari berbagai penyakit berbahaya juga melindungi harta dan keluarga dari kebangkrutan.

“Kampanye we protect ini luas maknanya. Kita melakukan perlindungan diri, perlindungan keluarga dan perlindungan investasinya. Kalau mereka ikut asuransi walau terkena penyakit, saving dia tetap aman. Tidak tergerus biaya recover. Itu yang kita lihat masih ada protection gap,” demikian dikatakan Ade Bungsu CMO AIA kepada penulis beberapa waktu lalu.

Karena bagi kebanyakan masyarakat, menabung saja saat ini sudah cukup untuk melindungi invstasinya. Tetapi begitu mereka terkena penyakit berbahaya, uang mereka bisa terkuras karena biaya rumah sakit.

Dengan kampanya we protect dan turun ke lapangan itulah, AIA berupaya masuk ke pasar yang masih basah dan menjanjikan. Memang jumlah tenaga lapangan AIA masih jauh dibanding dengan sang Market Leader, namun kegigihan mereka dalam melakukan edukasi boleh dibanggakan.

Meski pasar sudah dikuasai sang market leader, namun jika kreatif dan fokus masih ada celah yang bisa dimasuki. Itulah kiatnya.