Tokoh pemasaran dunia Philip Kotler ketika mengunjungi Indonesia tahun 2009 dalam seminar sehari di Jakarta bependapat, bahwa kondisi chaos merupakan suatu normalitas yang baru. Untuk itu pemasar harus dapat menerima dan memahami lingkungan bisnis yang begitu dinamis dengan perubahan yang sangat cepat dan sulit ditebak. Pemasar saat ini sedang berjalan dalam kondisi chaos yang berkelanjutan, yang kemudian dikenal dengan kondisi normalitas baru.
Saat itu ia membahas bagaimana krisis perekonomian di banyak negara mengakibatkan lingkungan bisnis menjadi sangat turbulen. Banyak sekali perusahaan yang saat itu dianggap sudah menjadi kelas dunia namun kemudian berjalan tertatih-tatih atau gulung tikar karena goncangan yang luar biasa. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat ketika itu sangat mengkhawatirkan. Bahkan pada 2008 sebagian besar negara maju mengalami krisis. Beruntung Indonesia tetap dapat tumbuh perekonomiannya sekitar 2-3%.
Namun begitu, krisis bukan menjadi hambatan untuk tetap eksis dan berkembang. Dalai Lama mengatakan, saat-saat yang mudah adalah musuh utama karena membuat kita tertidur. Sedangkan masa yang sulit merupakan teman, karena ia membangunkan kita untuk selalu waspada.
Karena itu—masih menurut Philip Kotler pada saat kedatangannya kembali ke Jakarta pada tahun 2011—untuk tetap eksis dan berkembang di masa sulit, perusahaan harus membuang produk, segmen dan area geografis yang tidak menguntungkan. Kemudian, perusahaan harus selektif melupakan masa lalu dengan memfokuskan upaya pada produk-produk baru, mencari berbagai celah kesempatan, dan mengeksploitasi perubahan-perubahan yang bersifat tidak linier. Terakhir, perusahaan harus menciptakan masa depan dengan mengembangkan suatu strategic goal baru yang dapat memberi motivasi, dan tantangan.
Lalu dimanakah posisi Indonesia di era normalitas baru seperti sekarang ini?
Indonesia saat ini semakin cantik terlepas dari sejumlah kekurangan yang ada, seperti masalah law enforcement yang lemah. Menurut IMF, antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di antara 18 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan proyeksi pertumbuhan GDP nominal sebesar 12.8%. Angka itu di atas Cina (12.5%), India (11.8%) serta jauh di atas Korea Selatan (8.7%), Jepang (4.3%), dan Amerika Serikat (4.2%). Masih menurut IMF, di masa mendatang Indonesia diperkirakan akan semakin mendominasi perekonomian ASEAN dan akan mulai menyalip pasar Eropa.
Berdasarkan hal tersebut maka sudah saatnya bagi perusahaan-perusahaan Indonesia menjadi perusahaan berkelas dunia. Untuk menjadi perusahaan kelas dunia dapat dilakukan antara lain dengan dua cara. Pertama, perusahaan harus dapat memenuhi standar tertinggi di mana pun perusahaan beroperasi agar dapat berkompetisi. Kedua, semakin diperlukannya orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi yang dapat berkarya di luar batasan negara.
Menjadi perusahaan kelas dunia memberikan sejumlah pilihan untuk menentukan pasar mana yang akan dituju, yakni pasar lokal, regional atau global. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa merupakan pasar lokal yang sangat menjanjikan. Cukup banyak perusahaan mancanegara yang masuk ke Indonesia karena besarnya pasar di tanah air ini.
Pertamina, Bank Mandiri adalah perusahaan nasional yang sukses menggarap pasar lokal. Perusahaan ini pula siap bersaing di pasar global sebagai perusahaan yang memiliki standar kelas dunia. Mereka tidak hanya sukses bersaing dengan perusahaan lokal di dalam negeri, tetapi juga siap juga berkompetisi dengan perusahaan asing di mancanegara.
Inovasi dan Desain Ulang
Jika perusahaan milik negara kelas kakap berhasil menjadi perusahaan yang world class, apakah Usaha Kecil dan Menengah atau UKM Indonesia bisa seperti perusahaan-perusahaan plat merah tersebut.
Saat itu ia membahas bagaimana krisis perekonomian di banyak negara mengakibatkan lingkungan bisnis menjadi sangat turbulen. Banyak sekali perusahaan yang saat itu dianggap sudah menjadi kelas dunia namun kemudian berjalan tertatih-tatih atau gulung tikar karena goncangan yang luar biasa. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat ketika itu sangat mengkhawatirkan. Bahkan pada 2008 sebagian besar negara maju mengalami krisis. Beruntung Indonesia tetap dapat tumbuh perekonomiannya sekitar 2-3%.
Namun begitu, krisis bukan menjadi hambatan untuk tetap eksis dan berkembang. Dalai Lama mengatakan, saat-saat yang mudah adalah musuh utama karena membuat kita tertidur. Sedangkan masa yang sulit merupakan teman, karena ia membangunkan kita untuk selalu waspada.
Karena itu—masih menurut Philip Kotler pada saat kedatangannya kembali ke Jakarta pada tahun 2011—untuk tetap eksis dan berkembang di masa sulit, perusahaan harus membuang produk, segmen dan area geografis yang tidak menguntungkan. Kemudian, perusahaan harus selektif melupakan masa lalu dengan memfokuskan upaya pada produk-produk baru, mencari berbagai celah kesempatan, dan mengeksploitasi perubahan-perubahan yang bersifat tidak linier. Terakhir, perusahaan harus menciptakan masa depan dengan mengembangkan suatu strategic goal baru yang dapat memberi motivasi, dan tantangan.
Lalu dimanakah posisi Indonesia di era normalitas baru seperti sekarang ini?
Indonesia saat ini semakin cantik terlepas dari sejumlah kekurangan yang ada, seperti masalah law enforcement yang lemah. Menurut IMF, antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di antara 18 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan proyeksi pertumbuhan GDP nominal sebesar 12.8%. Angka itu di atas Cina (12.5%), India (11.8%) serta jauh di atas Korea Selatan (8.7%), Jepang (4.3%), dan Amerika Serikat (4.2%). Masih menurut IMF, di masa mendatang Indonesia diperkirakan akan semakin mendominasi perekonomian ASEAN dan akan mulai menyalip pasar Eropa.
Berdasarkan hal tersebut maka sudah saatnya bagi perusahaan-perusahaan Indonesia menjadi perusahaan berkelas dunia. Untuk menjadi perusahaan kelas dunia dapat dilakukan antara lain dengan dua cara. Pertama, perusahaan harus dapat memenuhi standar tertinggi di mana pun perusahaan beroperasi agar dapat berkompetisi. Kedua, semakin diperlukannya orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi yang dapat berkarya di luar batasan negara.
Menjadi perusahaan kelas dunia memberikan sejumlah pilihan untuk menentukan pasar mana yang akan dituju, yakni pasar lokal, regional atau global. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa merupakan pasar lokal yang sangat menjanjikan. Cukup banyak perusahaan mancanegara yang masuk ke Indonesia karena besarnya pasar di tanah air ini.
Pertamina, Bank Mandiri adalah perusahaan nasional yang sukses menggarap pasar lokal. Perusahaan ini pula siap bersaing di pasar global sebagai perusahaan yang memiliki standar kelas dunia. Mereka tidak hanya sukses bersaing dengan perusahaan lokal di dalam negeri, tetapi juga siap juga berkompetisi dengan perusahaan asing di mancanegara.
Inovasi dan Desain Ulang
Jika perusahaan milik negara kelas kakap berhasil menjadi perusahaan yang world class, apakah Usaha Kecil dan Menengah atau UKM Indonesia bisa seperti perusahaan-perusahaan plat merah tersebut.
Jawabannya tentu saja bisa. Pemerintah sangat mendukung UKM Indonesia mampu menjadi tuan rumah di negara sendiri dan siap menjadi penantang utama pebisnis dunia di tingkat global. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan UKM Indonesia menjadi perusahaan yang going world class.
Bekerjasama dengan pihak swasta maupun swakelola, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM melatih para pelaku UKM di tanah air agar produk-produk mereka bisa bersaing di tingkat nasional maupun mancanegara. Berbagai pelatihan diberikan kepada pelaku UKM seperti pelatihan packaging, pelatihan branding dan marketing.
Produk-produk mereka yang sudah memiliki kemasan menarik, unik dan lulus uji kualitas mutu, kemudian diberi kesempatan didisplay di UKM Gallery SME Tower Jakarta. Di tempat tersebut bukan hanya konsumen lokal yang datang untuk membeli tetapi juga turis mancanegara dan para ekspatriat.
Bukan hanya itu, LLP-KUKM juga mengajak para UKM binaan untuk menggarap pasar ekspor. Untuk itu, LLP-KUKM mencari produk yang pas dan cocok untuk pasar mancanegara dan kemudian di-redesain sesuai dengan pasar yang dituju. Karena, desain keranjang unik untuk pasar Eropa misalnya berbeda dengan pasar Amerika. Inovasi menjadi kata kunci bagi produk UKM agar bisa diterima pasar ekspor.
Bekerja sama dengan konsultan managemen ekspor LLP-KUKM memilih dan membuat produk kelas ekspor, menggelar pameran dan mencari buyer di luar negeri, serta membantu administrasi ekspor. LLP-KUKM berperan sebagai jembatan antara UKM di tanah air dengan pembeli dari luar negeri. Alhasil, ketika mengikuti pameran dagang di Hong Kong akhir April lalu, sejumlah pesanan dari buyer di luar negeri datang ke LLP-KUKM. Sebagian besar pesanan mereka sudah diproduksi dan siap dikirim ke pada pembeli di luar negeri.
Melihat begitu bagusnya penerimaan pasar luar negeri terhadap produk UKM Indonesia, maka kembali pada akhir Agustus 2012 LLP-KUKM mengajak UKM binaannya untuk pameran dagang di Frankfurt Jerman. Kami berharap tanggapan para calon buyer di Frankfurt sama antusiasnya seperti buyer di Hong Kong.
Di tahun-tahun mendatang, kami siap mengajak UKM Indonesia merambah pasar mancanegara. Dan semoga upaya yang kami lakukan agar UKM Indonesia menjadi perusahaan kelas dunia bisa berjalan sesuai rencana.
Aamiin...
Bekerjasama dengan pihak swasta maupun swakelola, Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM melatih para pelaku UKM di tanah air agar produk-produk mereka bisa bersaing di tingkat nasional maupun mancanegara. Berbagai pelatihan diberikan kepada pelaku UKM seperti pelatihan packaging, pelatihan branding dan marketing.
Produk-produk mereka yang sudah memiliki kemasan menarik, unik dan lulus uji kualitas mutu, kemudian diberi kesempatan didisplay di UKM Gallery SME Tower Jakarta. Di tempat tersebut bukan hanya konsumen lokal yang datang untuk membeli tetapi juga turis mancanegara dan para ekspatriat.
Bukan hanya itu, LLP-KUKM juga mengajak para UKM binaan untuk menggarap pasar ekspor. Untuk itu, LLP-KUKM mencari produk yang pas dan cocok untuk pasar mancanegara dan kemudian di-redesain sesuai dengan pasar yang dituju. Karena, desain keranjang unik untuk pasar Eropa misalnya berbeda dengan pasar Amerika. Inovasi menjadi kata kunci bagi produk UKM agar bisa diterima pasar ekspor.
Bekerja sama dengan konsultan managemen ekspor LLP-KUKM memilih dan membuat produk kelas ekspor, menggelar pameran dan mencari buyer di luar negeri, serta membantu administrasi ekspor. LLP-KUKM berperan sebagai jembatan antara UKM di tanah air dengan pembeli dari luar negeri. Alhasil, ketika mengikuti pameran dagang di Hong Kong akhir April lalu, sejumlah pesanan dari buyer di luar negeri datang ke LLP-KUKM. Sebagian besar pesanan mereka sudah diproduksi dan siap dikirim ke pada pembeli di luar negeri.
Melihat begitu bagusnya penerimaan pasar luar negeri terhadap produk UKM Indonesia, maka kembali pada akhir Agustus 2012 LLP-KUKM mengajak UKM binaannya untuk pameran dagang di Frankfurt Jerman. Kami berharap tanggapan para calon buyer di Frankfurt sama antusiasnya seperti buyer di Hong Kong.
Di tahun-tahun mendatang, kami siap mengajak UKM Indonesia merambah pasar mancanegara. Dan semoga upaya yang kami lakukan agar UKM Indonesia menjadi perusahaan kelas dunia bisa berjalan sesuai rencana.
Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar