Tim sales adalah ujung tombak bisnis. Tim sales yang hebat akan menghasilkan penjualan yang hebat pula.
Namun terkadang di dunia penjualan, halangan terbesar untuk sukses adalah diri sendiri. Terlalu banyak orang yang gagal jadi salesman hebat karena rasa minder dan pesimistis. Sebaliknya, salesman yang sukses dalam industri manapun biasanya memiliki daya tahan yang kuat dan optimisme yang tinggi.
Chris Gardner yang kisah hidupnya diceritakan dalam film In Pursuit of Happiness adalah contoh salesman tangguh. Ia mampu menjalani kehidupan yang keras dengan cobaan yang bertubi-tubi demi kehidupan yang lebih baik bagi putra tercintanya. Karena ketegaran dan kesabarannya inilah dia akhirnya mampu menjadi salesman yang sukses di sebuah perusahaan sekuritas terkemuka.
Namun terkadang di dunia penjualan, halangan terbesar untuk sukses adalah diri sendiri. Terlalu banyak orang yang gagal jadi salesman hebat karena rasa minder dan pesimistis. Sebaliknya, salesman yang sukses dalam industri manapun biasanya memiliki daya tahan yang kuat dan optimisme yang tinggi.
Chris Gardner yang kisah hidupnya diceritakan dalam film In Pursuit of Happiness adalah contoh salesman tangguh. Ia mampu menjalani kehidupan yang keras dengan cobaan yang bertubi-tubi demi kehidupan yang lebih baik bagi putra tercintanya. Karena ketegaran dan kesabarannya inilah dia akhirnya mampu menjadi salesman yang sukses di sebuah perusahaan sekuritas terkemuka.
Dan ternyata kesuksesan akibat positive thinking ini tidak hanya ada di film-film Hollywood tetapi malah telah dapat dibuktikan secara akademis oleh ilmuwan psychology. Fred Luthans, dalam buku “Psychological Capital”, membuktikan bahwa pengaruh psychologis dari positive thinking dapat berpengaruh pada kinerja dan pencapaian pebisnis. Beliau membuktikan bahwa keadaan psychologis yang positif dari seseorang memiliki andil 10% pada kesuksesan orang tersebut. 90% sisasnya ditentukan oleh hal-hal lain seperti skill, pengalaman dan keberuntungan yang tentunya juga memiliki pengaruh tidak sedikit pada kinerja sesorang.
Terdapat 4 elemen utama dalam Psychological Capital yang disebutkan oleh Prof. Luthans dalam bukunya yakni: Hope, Efficacy, Resiliency dan Optimism (atau disingkat HERO®). Fred Luthans merupakan Professor Management di University of Nebraska. Ia datang ke Jakarta membawakan workshop HERO pada 27 Mei 2010 di Four Seasons Hotel yang difasilitasi MarkPlus.
Mari kita bahas elemen ini satu per satu:
Hope, atau harapan adalah pemikiran akan suatu kesuksesan yang dapat menimbulkan motivasi untuk mencapai tujuan. Harapan dan mimpi merupakan bunga kehidupan, sangat sulit dibayangkan orang yang tidak punya harapan dapat memiliki motivasi untuk mencapai kesuksesan.
Efficacy, adalah rasa percaya diri bahwa kita memiliki kemampuan untuk menjalankan apa yang diperlukan. Rasa percaya diri dan tidak minder ini memang menjadi modal utama bagi salesman apapun dalam berhadapan, berpresentasi dan bernegosiasi dengan pelanggan.
Resiliency adalah kemampuan untuk bangkit dari kegagalan dan konflik. Ada pameo lama yang mengatakan bahwa diperlukan 10 “tidak” untuk bisa mencapai satu “iya”. Karena itu bila salesman sudah give up pada penolakan yang ke 7, 8 atau 9, dia tidak akan pernah mencapai “iya”.
Optimism adalah sifat manusiawi yang membuat orang mampu melihat sisi positif dari suatu situasi. Orang-orang yang optimistik cenderung memiliki kemauan yang lebih besar untuk maju karena dia melihat situasi yang lebih positif dari orang yang pesimistik.
Ke-empat elemen ini dapat ditingkatkan dalam diri orang yang sudah dewasa. Dalam salah satu studi yang dilakukannya di perusahaan Boeing, Prof. Luthans menjalankan sebuah workshop peningkatan HERO bagi para insinyur. Hasilnya produktivitas kerja insinyur yang ditingkatkan HERO-nya naik secara signifikan sehingga return on investment atas workshop peningkatan HERO tersebut mencapai 200%. Hasil yang bukan main bagus.
Dalam kompetisi di pasar terkadang teknologi dan produk yang ditawarkan sudah sama bagusnya. Faktor pembeda utama hanyalah sumber daya manusia. Oleh karena itu, organisasi yang dapat mendayagunakan sumber daya manusianya dengan lebih optimal-lah yang akan memenangkan persaingan.
Untuk keluar sebagai pemenang, bekerjalah lebih baik dan jangan pernah putus asa. Tetap semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar