Selasa, 26 Agustus 2025

CARA MEMBANGUN BRAND PROMISE


Brand promise adalah janji produsen, dalam hal ini kepada konsumen tentang manfaat dan layanan yang akan diberikan kepada konsumen. Janji tersebut harus didukung dengan support, yakni fakta-fakta yang membuat brand promise believable” di mata konsumen. Semakin sering sebuah brand dapat memenuhi janji tersebut, semakin kuat nilai merek (brand value) di benak konsumen. Dengan kata lain, “Sebuah merek adalah janji," kata penulis dan ahli branding, Nick Westergaard. "Pada intinya, janji merek harus mendefinisikan seluruh bisnis dan harus menyentuh setiap aspek dari perusahaan."

 Berikut Cara Membangun Brand Promise yang Efektif

1. Simple

Brand promise harus simpel, dengan kalimat yang singkat dan tidak bertele-tele. Janji merek yang efektif mengkombinasikan tagline yang catchy dengan esensi misi perusahaan.

 2. Credible

Jika pengalaman pelanggan tidak sesuai dengan janji merek, nilai merek menjadi lemah. Contoh janji merek yang tidak sesuai dengan harapan berasal dari Ford Motor Company. Selama tahun 1980-an, janji merek Ford adalah "Kualitas adalah Pekerjaan no. 1." Namun, pemilik kendaraan Ford tidak terkesan karena mereka secara rutin membelanjakan uang untuk perbaikan. Hal ini membuat konsumen Ford membuat kepanjangan dari versi mereka sendiri yakni “Ford—Found On Roadside Broken.”

 3. Different

Brand promise harus terdengar berbeda dari yang lain, terutama dari kompetitor langsung. Perlu dicari apa yang membuat sebuah brand unik dan berbeda dari kompetitor. Hal ini haruslah sesuatu yang melampaui fitur dan manfaat dari produk yang ditawarkan oleh brand bahkan bisa berupa sesuatu yang berasal dari hati dan merupakan jiwa dari perusahaan.

 4. Memorable

Janji merek harus memengaruhi setiap keputusan yang dibuat oleh perusahaan. Janji merek mungkin tidak semenarik slogan atau tagline, janji itu harus cukup berkesan bagi karyawan untuk menerimanya dan menggunakannya selama berinteraksi dengan pelanggan. Janji merek juga seharusnya memorable dan mudah diingat oleh konsumen, sehingga memudahkan recall dari konsumen saat mereka membutuhkan produk yang diinginkan.

 5. Inspiring

Konsumen secara umum, akan bertindak ketika mereka merasakan hubungan emosional dengan seseorang, produk, atau perusahaan. Brand promise yang efektif membantu membangun hubungan itu dengan cara menginspirasi. Pada saat yang sama, jangan menjanjikan apa yang tidak dapat Anda berikan. Janji merek dimaksudkan untuk menginspirasi, tetapi brand harus bersikap realistis. Contoh bagus dari janji merek yang menginspirasi adalah "Think Different" Apple.

Brand Adalah Janji

Berjanji itu berat. Janji yang ditepati mempererat hubungan emosional pertemanan. Sebaliknya, janji yang tidak ditepati melemahkan ikatan pertemanan. Brand soulmate harus menepati janji kepada konsumennya.

Apakah yang dibeli konsumen ?

Yang dibeli adalah manfaat produk, lebih dari barang secara fisiknya saja. Manfaat atau benefit bagi konsumen ini dikenal dengan Customer Value. Terminologi value sering membingungkan karena sering rancu dengan kata Values yang artinya sangat berbeda.

Customer Value adalah benefit yang diperoleh konsumen setelah mengeluarkan sejumlah uang (cost) untuk membeli barang. Dalam mengkonsumsi produk, yang dirasakan oleh konsumen adalah manfaatnya, benefitnya. Itulah Customer Value.

Sedangkan Values, lebih mengarah kepada norma atau hal-hal yang diyakini oleh seseorang dalam hidupnya. Values adalah “What you belief most in life”.

Customer Value = Perceived Benefit – Perceived Cost

Perceived Cost yaitu tingkat persepsi terhadap harga yang dibayarkan untuk mendapatkan produk atau jasa. Ini merupakan bagian dari faktor-faktor terpenting yang menjadi ukuran bagi konsumen terhadap tingkat manfaat sebuah produk. Berikut penjelasannya:

a.   Perceived Cost rendah tetapi Perceived Benefit lebih maka konsumen senang contohnya adalah penerbangan murah atau LCC.

b.   Perceived Cost tinggi tetapi Perceived Benefit rendah  maka konsumen mengeluh contohnya adalah BBM atau Produk non-subsidi yang dioplos. Tindakan mengoplos bukan hanya dikeluhkan konsumen tetapi merupakan tindak pidana. 

c.      Value for money mengisyaratkan Perceived Benefit yang sepadan dengan Perceived Cost. Contohnya adalah produk bermerek yang dijual sesuai dengan kualitasnys. Sebut saja misalnya sepatu merek Adidas, Nike atau NB. 

Karena itu dalam hidup atau berbisnis, Janji harus ditepati. (Atajudin Nur)

Rabu, 20 Agustus 2025

PENGARUH PROMOSI OFFLINE DAN ONLINE TERHADAP KEINGINAN UMKM UNTUK BERMITRA DENGAN SMESCO INDONESIA

Jurnal Ilmu Komunikasi oleh Atajudin Nur SS., M.Ikom.


Abstrak

Promosi dapat dilakukan secara
offline atau online guna menarik target market agar memilih produk yang ditawarkan serta untuk menarik target market bergabung menjadi mitra perusahaan. Secara garis besar, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh promosi secara offline dan online yang dilakukan SMESCO Indonesia terhadap keinginan UMKM untuk bergabung menjadi mitranya. 

Penelitian ini bertujuan untuk; pertama, mengukur pengaruh promosi offline terhadap keinginan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bermitra dengan SMESCO Indonesia. Kedua, mengukur pengaruh promosi online terhadap keinginan UMKM untuk bermitra dengan SMESCO Indonesia. Ketiga mengukur pengaruh promosi offline dan online terhadap keinginan UMKM untuk bermitra dengan SMESCO Indonesia. Pendekatan penelitiannya adalah kuantitatif dengan metode survei terhadap 118 responden, sampel UMKM mitra SMESCO Indonesia sebagai objek, dengan memakai analisis regresi linier berganda. 

Hasilnya adalah pertama, terdapat pengaruh dari promosi offline terhadap keinginan UMKM untuk bermitra dengan SMESCO Indonesia yang signifikan dengan tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Tanpa promosi offline tingkat keinginan bermitra UMKM rendah yakni 5,2 dan dengan promosi offline tingkat keinginan bermitra UMKM bertambah 8, 85. 

Kedua, terdapat pengaruh dari promosi online terhadap keinginan UMKM untuk bermitra dengan SMESCO Indonesia yang signifikan dengan tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0, 05. Tanpa promosi online tingkat keinginan bermitra UMKM rendah yakni 3,5 dan dengan promosi online tingkat keinginan bermitra bertambah 8,12. 
    
Ketiga, ada pengaruh dari promosi offline dan online secara simultan terhadap keinginan UMKM untuk bermitra dengan SMESCO Indonesia yang signifikan dengan tingkat signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa promosi offline dan online dapat meningkatkan keinginan UMKM untuk menjadi mitra. Tanpa promosi offline dan online tingkat keinginan UMKM untuk bermitra sebesar 5,2 sementara dengan promosi offline dan online tingkat keinginan bermitra bertambah lebih dari 7,5.

Kata Kunci: Promosi Offline, Promosi Online, UMKM, Keinginan Bermitra, Smesco Indonesia.

Buka link di bawah ini untuk baca arrtikel lengkap.