Kecil-kecil cabe rawit, adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kiprah usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. UKM atau dalam bahasa keren-nya SME (Small and Medium Enterprise) memang berskala bisnis kecil. Namun begitu, kontribusi dan skala industrinya bagi negeri ini tidak bisa dipandang remeh.
Bahkan ketika perusahaan-perusahaan besar rontok diterjang badai krisis moneter pada 1998, UKM-UKM masih mampu berdiri. Kesederhaan dan kelangsingan organisasi di UKM membuat badan usaha ini lincah bergerak di saat krisis.
Pertumbuhan dan kontribusi SME terhadap Produk Domestik Bruto Nasional juga terbilang tinggi, yaitu mencapai 54%. Nilai bisnis UKM pada 2010 diperkirakan mencapai Rp 11,6 triliun dan akan meningkat pada 2011 menjadi Rp 12,87 triliun.
Bila melihat angka tersebut dan jejak rekam UKM, peran mereka dalam pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar. Dan bagi pemasar, UKM merupakan pasar yang strategis. Wajar bila ada sejumlah perusahaan swasta maupun BUMN besar yang membidik UKM sebagai pasar mereka, salah satunya adalah Telkom.
Pada awal April 2010 Telkom membentuk divisi baru, Divisi Business Service (DBS) yang khusus menggarap pasar UKM. Selama ini Telkom menggarap pasar ritel dan pasar corporate. Sementara pasar UKM yang memiliki potensi bisnis cukup besar belum tergarap secara maksimal. Di luar bisnis Wartel, kontribusi UKM terhadap Telkom baru di atas 10%.
Divisi Business Center Telkom menghadirkan SME Center sebagai pusat layanan pengembangan UKM. Pendirian SME Center antara lain untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing UKM melalui dukungan solusi lCT (Information and Communication Technology). DBS melayani UKM agar bisa bersaing di pasar domestik dan mancanegara.
Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan, SME Center juga bisa menjadi wahana untuk menjalin kerjasama antara UKM dan Telkom, serta memperkenalkan Telkom sebagai Penyedia Solusi Tl. Melalui SME Center, UKM bisa mendapatkan bantuan teknis/solusi dalam pengelolaan bisnis, pemasaran, keuangan, dan desain.
Ada serangkaian faktor yang memengaruhi lanskap bisnis SME, yaitu teknologi, regulasi, budaya (culture), pasar (market), kompetisi, dan pelanggan (customer). Khusus faktor teknologi, erat terkait dengan berkembangnya access dan connectivity berikut jasa-jasa nilai tambah, serta perkembangan teknologi perangkat dan mobilitas. Dari sisi ini, Telkom sebagai operator dengan portofolio layanan terlengkap memiliki kapasitas untuk memberikan dukungan yang maksimal terhadap bisnis SME.
Menurut Executive General Manager Divisi Business Service Telkom Slamet Riyadi, kebutuhan SME terhadap solusi ICT akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya tuntutan efisiensi dan globalisasi. Pemanfaatan solusi berbasis lCT, yang di dalamnya melibatkan sisi aplikasi dan connectivity, merupakan sesuatu yang tak terelakkan ketika perusahaan ingin keluar sebagai pemenang dalam kancah persaingan bisnis.
Apa yang dilakukan Telkom dengan menghadirkan DBS adalah bagian dari praktek New Social Marketing. Dengan kekuatan teknologi, Telkom menggarap komunitas UKM yang jumlahnya sangat besar.
Melalui DBS, Telkom memberikan pelayanan solusi ICT kepada pelanggan SME secara fokus. Solusi ICT ini berfungsi sebagai business enabler yang ditawarkan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan bisnis melalui aplikasi cloud computing berbasis platform as a services (PaaS) seperti e-UKM, e-Koperasi, aplikasi untuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat), aplikasi pendidikan, dan sejenisnya.
DBS juga menjadi tempat communal activation bagi seluruh anggota UKM. DBS mengemban serangkaian fungsi, yakni sebagai etalase pelayanan Telkom, sebagai arena demo layanan, klinik solusi, Virtual Office, dan e-Commerce. DBS juga menggelar program pelatihan rutin yang saat ini bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja, perguruan tinggi, perbankan, dan lembaga-lembaga asosiasi.
Pembentukan DBS sekaligus SME Center bukan sekadar praktek New Wave Marketing. Kehadiran DBS itu sebagai bukti keberpihakan Telkom kepada rakyat. Setidaknya para pelaku bisnis UKM yang gagap teknologi akan sangat terbantu. Dengan bantuan teknologi dan pelatihan, UKM akan semakin eksis di perdagangan internasional.
Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan, yang meresmikan SME Center, berharap dengan adanya kepedulian Telkom itu, tingkat kemiskinan di Indonesia semakin berkurang dari 13,8 % saat ini menjadi kurang dari 8% pada 2014.
Atajudin Nur
Atajudin Nur