Kamis, 05 November 2009

Air Asia: Membuka Jalur, Memperkuat Posisi


Air Asia, maskapai berbiaya hemat terbesar di Asia memperkuat posisinya dengan membuka rute internasional terbaru, Jakarta – Ho Chi Minh City. Air Asia adalah satu-satunya perusahaan penerbangan saat ini yang melayani rute tersebut secara langsung. Sebelumnya, penumpang di kedua negara itu harus melalui bandara transit sebelum mencapai tujuan akhir.

Bagi Air Asia Indonesia, jalur itu merupakan rute perdana menuju Vietnam setelah Air Asia Berhad (Malaysia) dan Air Asia Thailand, melalui Kuala Lumpur dan Bangkok menuju Hanoi dan Ho Chi Minh City. Secara keseluruhan, Air Asia menargetkan tingkat isian penumpang rata-rata sebesar 75-85%.

Peresmian penerbangan perdana itu dilakukan di gedung Miss Aodai, Distrik 1 Ho Chi Minh City pada 8 Oktober 2009. Acara yang diikuti wartawan dan travel agen dari dua negara termasuk penulis, dihadiri CEO Air Asia Indonesia Dharmadi, Dirjen Pemasaran Depbudpar RI, Sapta Nirwandar dan Deputy Director of The Department of Culture, Sport & Tourism Vietnam, La Quoc Khanh.

Dharmadi menjelaskan pembukaan rute tersebut merupakan bukti bahwa Air Asia terus memperkuat posisinya sebagai maskapai penerbangan ‘Truly ASEAN’ dengan memiliki jaringan terbesar yang menghubungkan wilayah ASEAN saat ini. “Dengan menghubungkan dua kota sibuk itu secara langsung, Air Asia berharap dapat meningkatkan pariwisata serta mendukung peningkatan hubungan ekonomi di antara dua kota,” paparnya.

Pembukaan rute perdana tersebut memiliki makna penting bagi Air Asia. Selama ini wisatawan di kedua negara tersebut belum tergarap maksimal maskapai penerbangan. Jumlah wisatawan Vietnam setiap tahun sebesar satu juta orang, namun baru 40 ribu yang mengunjungi Indonesia. Rute tersebut diharapkan bisa mendongkrak jumlah wisatawan di kedua negara.

Biaya hemat serta pelayanan inovatif yang diterapkan dapat terus menstimulasi permintaan baik ke arah dalam maupun ke arah luar dari masing-masing kota. waktu tempuh yang lebih pendek, sekitar tiga jam juga menjadi nilai lebih bagi Air Asia.

Siap Menjual Pariwisata

Vietnam sendiri telah menyiapkan kotanya secara maksimal untuk turis asing baik tempat wisata di dalam kota maupun luar kota. Lokasi wisata dalam kota yang menjadi jualan utama negara tersebut antara lain Gereja Chatedral yang didirikan pada 1863-1880 dan terkenal dengan patung Bunda Maria menangis.

Di negara komunis ini, gereja Katolik peninggalan kolonial Perancis itu tetap terjaga dengan baik dan masih digunakan untuk beribadah umatnya sekaligus bisa dimasuki wisatawan dari agama lain. Gereja itu telah menerapkan konsep ”Hablum Minallah (vertikal) dan Hablum Minan Nass (horisontal) . Artinya, baik ibadah kepada Tuhan maupun hubungan baik terhadap sesama manusia berjalan sama baiknya di lingkungan gereja.

Jalan-jalan utama di Ho Chi Minh City, seperti Distrik 1, dikelola dengan baik. Selain bersih dari sampah, distrik yang ditujukan bagi para pebisnis dan wisatawan asing ini menjadi daerah terlarang bagi pengemis dan gelandangan.

Polisi yang menjaga wilayah tersebut adalah polisi pariwisata yang mengerti bahasa Inggris dan kooperatif dengan turis. Bila wisatawan butuh bantuan kita bisa langsung menemui petugas berseragam hijau-hijau itu yang bekerja dari pagi hingga sore hari.

Begitu pula dengan wisata luar kota, se—perti Terowongan Cu Chi yang letaknya 36 km di luar kota Ho Chi Minh. Terowongan yang panjangnya bisa mencapai 200 Km dan digunakan tentara Viet Minh pada perang Vietnam tersebut menjadi tempat persembunyian sekaligus menjadi pusat logistik gerilyawan komunis Vietnam ketika melawan tentara Amerika.

Di dalam terowongan ini terdapat banyak ruangan. Ketika Perang Vietnam, ruangan-ruangan di terowongan ini digunakan sebagai tempat perlindungan, ruang pertemuan, gudang amunisi dan bahkan digunakan sebagai balai pengobatan dan sekolah.

Terowongan Cu Chi yang dirancang pada tahun 1948 ini sempit dan hampir tidak mungkin untuk dilalui oleh orang yang postur tubuhnya besar seperti orang Eropa. Kini kondisi terowongan tersebut disesuaikan sebagai tempat wisata. Sudah banyak jalan lintasan yang diperlebar agar turis Eropa dan Amerika yang bertubuh besar bisa masuk.

Sebagai negara yang baru lepas dari perang, Vietnam terbilang siap menjadikan negaranya sebagai tempat wisata menarik bagi turis mancanegara. Perang melawan Amerika yang menyebabkan 3 juta nyawa orang Vietnam dan 10 ribu tentara Amerika meninggal dunia selain meninggalkan trauma juga meninggalkan sisi positif. Lokasi bekas perang menjadi tempat wisata yang bisa meraup dollar dari para pengunjungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar