Jumat, 21 September 2012

Hujan Berkah di Tanah Sri Lanka

Tulisan Kedua


Apa yang orang lakukan ketika hujan turun di saat kehadirannya tidak diharapkan. Jawabannya beragam. Tetapi cukup banyak orang yang mengumpat dan mencaci maki hujan ketika ia turun ke bumi di waktu yang tidak tepat. Hujan dianggap sebagai pengganggu dan perusak aktivitas.

Padahal di luar itu, hujan yang datang dari langit, turun bersama manfaat buat makhluk hidup di muka bumi. Hujan yang turun membasahi bumi menjadi air minum bagi tumbuhan dan hewan. Ia juga menjadi sumber mata air bagi proses keberlangsungan hidup manusia di bumi.

Ketika saya dan rombongan dari LLP-KUKM sampai di wisma KBRI di Kolombo, pukul 7 malam waktu setempat, hujan turun dengan deras. Pihak KBRI yang terdiri dari diplomat dan staf lokal merasa bersyukur. Kata mereka, itu adalah hari pertama hujan turun di Sri Lanka setelah negeri itu tidak didatangi hujan sejak akhir tahun 2011. Negara pulau itu sudah 10 bulan tidak dihampiri hujan deras.

Kata mereka, kami datang ke Kolombo bersama turunnya hujan dan keberkahan buat masyarakat Sri Lanka. Wah luar biasa...

Negara yang penduduknya mayoritas beragama Budha itu, sangat bergantung pada sektor pertanian dan agro industri. Dari sekitar 20 juta penduduk Sri Lanka, 72 persen tinggal di pedesaan, dan 80 persen dari mereka terlibat dalam sektor pertanian. Ketika musim hujan tidak datang, itu berarti bencana besar buat kehidupan mereka.

Bidang pertanian telah menjadi sektor utama bagi perkembangan perekonomian Sri Lanka dengan kontribusi sebesar 16,7% dari total ekspor, dan menggerakkan lapangan kerja sekitar 32%. Produk ekspor unggulan mereka adalah teh, karet, dan rempah-rempah yang bisa tumbuh dengan baik bila didukung cuaca yang kondusif. Teh Dilmah adalah salah satu produk teh dari Sri Lanka yang mereknya sudah melegenda.

Berkaitan dengan tidak turunnya hujan, Menteri Listrik dan Enerji Sri Lanka, Champika Ranawaka  menyatakan kepada wartawan bahwa jika hujan tidak turun di bulan September 2012, pemerintah akan memadamkan listrik secara bergilir. Karena musim hujan yang tidak datang pada tahun 2012 telah menyebabkan sejumlah penampungan air untuk tenaga listrik dan pertanian kering-kerontang. 

Akibat tidak turunnya hujan, ribuan kaum petani dan tanah garapannya mengalami kekeringan.  Lebih dari 150.000 acres tanah persawahan di Distrik Anuradhapura, Polonnaruwa, dan Puttalam kering. Keringnya penampungan air di Propinsi North Central, North Western, North dan East  menyebabkan 7.000 acres tanah pertanian terlantar.  Menurunnya sumber-sumber  air di berbagai tempat juga menyebabkan binatang seperti Gajah menyerang sejumlah desa dan merusak pertanian.

Situasi keringnya penampungan air mempengaruhi sejumlah proyek tenaga listrik, hydro power generation mengalami penurunan menjadi 11,8%. Akibat musim hujan yang tidak datang, tahun 2011 pemerintah mengalami kerugian Rs 165 miliar, dan hingga pertengahan tahun 2012 pemerintah rugi Rs 330 miliar. Kerugian tersebut dipergunakan antara lain untuk subsidi listrik sektor konsumen, sektor industri dan tempat keagamaan.

Untuk itu Presiden Mahinda Rajapaksa usai pertemuan mendadak dengan sejumlah Menteri, pejabat-pejabat pemerintah dan petani Juli lalu telah memerintahkan pejabat pemerintah terkait untuk segera memberikan bantuan kepada para petani yang mengalami kerugian akibat tidak turunnya hujan.  Persoalan hujan juga membuat Presiden membentuk  komite spesial yang terdiri dari Kementerian Keuangan dan Perencanaan, Departemen Irigasi, Pelayanan Agraria, Kementerian Pertanian, Kementerian Disaster Management dan Wild Life Departmen untuk menangani persoalan terkait.

Hujan yang turun malam Minggu itu begitu berarti buat masyarakat Sri Lanka. Karena hujan tidak hanya turun di Kolombo, tetapi juga di distrik lain seperti Kendy dan Negombo, dua tempat lainnya yang sempat kami singgahi.

Itulah alasan mengapa kedatangan kami ke Sri Lanka dianggap membawa berkah. Kami tidak hanya melatih UKM Sri Lanka, tetapi kehadiran kami bersamaan dengan turunnya hujan yang ditunggu-tunggu masyarakat di negara tersebut.


Rabu, 12 September 2012

From Jakarta to Kolombo, From UKM to UKM

Tulisan Pertama
 




Waktu di jam tangan saya menunjukkan pukul 14.45, waktu Jakarta. Pesawat Mihin Lanka tujuan Kolombo yang saya duduki bersama 25 orang penumpang lainnya mulai lepas landas di bandara internasional Soekarno Hatta.

Penumpangnya sedikit.  Memang cuma 26 orang yang naik pesawat jurusan Kolombo, Sri Lanka sore itu. Selain karena masih suasana Lebaran, biasanya tidak terlalu banyak penumpang yang naik Mihin Lanka saat itu. Dari 26 orang penumpang, tidak semuanya memiliki tujuan akhir Kolombo, tetapi ada yang sekadar transit di bandara Bandaranaike untuk melanjutkan perjalanan ke negara lain, seperti Dubai.

Mihin Lanka adalah maskapai penerbangan milik Pemerintah Sri Lanka yang melayani rute Jakarta- Kolombo, tanpa transit di Singapura. Maskapai penerbangan ini merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah yang lahir tahun 2007. Sebelumnya, Pemerintah Sri Lanka memiliki maskapai penerbangan utamanya, SriLankan Airlines yang sudah beroperasi tahun 1979.

Kelahiran Mihin Lanka terbilang berani, karena muncul di saat negara tersebut sedang mengalami konflik bersenjata dengan gerilyawan Macan Tamil. Salah satu tujuan dari kelahiran Mihin Lanka adalah untuk menarik wisatawan asing datang ke Sri Lanka. Namun karena kondisi dalam negeri yang tidak kondusif, tujuan tersebut belum tercapai. Selama beberapa tahun, di saat konflik berlangsung, Mihin Lanka selalu merugi.

Konflik tersebut berakhir tahun 2009, setelah pemerintah Sri Lanka menumpas gerilyawan dan menembak mati pemimpin Macan Tamil, Velupillai Prabhakaran dalam sebuah penyerangan yang dilakukan tentara Sri Lanka. Berakhirnya konflik tersebut menjadi berkah bagi Mihin Lanka karena pada tahun 2009 maskapai ini mulai menggeliat, dan berhasil meraup pendapatan sebesar 1,5 juta dolar AS.

Keamanan dalam negeri yang kondusif membuat Mihin Lanka, melakukan inovasi dalam pengembangan usaha.  Sejak tahun 2010 perusahaan penerbangan ini mulai berekspansi, salah satunya membuka jalur penerbangan langsung Jakarta Kolombo.

Indonesia merupakan pasar yang basah. Mihin Lanka bukan hanya membidik para wisatawan dari Indonesia yang datang ke Sri Lanka, tetapi juga tenaga kerja asing dari berbagai negara termasuk Indonesia yang kerap singgah di Kolombo untuk berganti penerbangan. Mihin Lanka yang memosisikan diri sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah dengan melayani rute Jakarta Kolombo empat kali selama satu minggu siap bersaing dengan perusahaan penerbangan asing lainnya, seperti Air Asia.

Keseriusan Mihin Lanka beroperasi di Indonesia juga terlihat dari para kru pesawat yang dilatih berbahasa Indonesia. Meski komunikasi dalam pesawat tersebut dilakukan dalam bahasa Inggris dan Sinhala (bahasa ibu Sri Lanka), namun para pramugari dan kru pesawat sedikit-sedikit bisa berbahasa Indonesia. Mereka belajar bahasa Indonesia dari tim pengajar yang difasilitasi Kedubes RI di Kolombo.

Jadi jangan ragu, kalau kita mau tambah air putih atau jus kemasan, tinggal bilang saja kepada pramugari yang memakai Sari dalam bahasa Indonesia. Mereka paham kok.

Jalur KBRI Sri Lanka

Saya berangkat ke Sri Lanka tidak sendiri. Dalam pesawat, saya bersama satu orang manager dari LLP-KUKM dan dua orang pengrajin dari Yogyakarta, yaitu Pak Priyana dan Ibu Haryanti. Pak Priyana adalah pengrajin tas dan peralatan rumah tangga dari eceng gondok. Sementara Ibu Haryanti adalah pengrajin peralatan rumah tangga dengan bahan dasar batok kelapa.

Kami berempat datang ke negeri berlambang Macan itu karena undangan Kedutaan Besar RI di Sri Lanka dan Chamber of National Handicraft of Srilanka. Kedua lembaga itu meminta LLP-KUKM untuk memberikan training kepada UKM Sri Lanka mengenai kerajinan Indonesia. Karena itulah Pak Priyana dan Ibu Haryanti turut hadir bersama kami dalam perjalanan itu.

Delegasi Chamber of National Handicraft of Srilanka yang pernah datang ke SME Tower tahun 2011 meminta bantuan LLP-KUKM melalui KBRI Sri Lanka untuk melatih kerajinan Indonesia kepada UKM Sri Lanka.  Ide pelatihan tersebut kemudian difasilitasi Bapak Albert Abdi, Kuasa Usaha Ad Interm Kedutaan Besar RI di Sri Lanka. 

Pak Albert Abdi yang sudah memiliki jaringan luas dengan para pelaku bisnis dan UKM di Sri Lanka berupaya semakin mendekatkan hubungan bilateral RI dengan Sri Lanka, dari sisi pengembangan ekonomi kedua negara. Pelatihan itu sendiri merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia -- Sri Lanka dan HUT Kemerdekaan RI ke-67 yang jatuh pada bulan Agustus 2012.

Perjalanan udara selama 4 jam cukup membosankan. Selain makan dan minum, perjalanan panjang itu saya isi dengan membaca majalah dan tidur.  Pukul 17.10 waktu Sri Lanka, pesawat tiba di bandara Bandaranaike Kolombo. Karena disambut dan didampingi Pak Albert Abdi dan Staf yang saat itu menjabat pelaksana tugas Dubes RI di Sri Lanka, pemeriksaan di bagian imigrasi bandara berjalan lancar dan cepat. Kami lewat jalur khusus.

Rombongan akhirnya menuju Wisma Kedubes RI di jalan Kolombo 7, untuk rehat sebentar dan bersih-bersih sebelum melakukan aktivitas berikutnya, yakni makan malam dan melihat keindahan malam Kota Kolombo yang eksotis. Sebelum tidur, kami sempat membahas rencana kerja selama satu Minggu di Sri Lanka. Selain meeting dan training, dalam rencana kerja tersebut ada kunjungan ke tempat wisata dan city tour. (Bersambung)