Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia setiap tanggal 20 Mei sesungguhnya mengandung banyak pesan dan amanat yang dapat membangkitkan kembali rasa “Nasionalisme” pada setiap orang, karena telah menjadi bagian dari Bangsa Indonesia. Semangat Kebangsaan atau Nasionalisme yang sering dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang pada hari tersebut ikut memperingati adalah bagaimana para pejuang tanah air kita telah menunjukkan komitmennya untuk melawan penjajah dan mempertahankan Indonesia sebagai Negara yang berdaulat.
Semangat Kebangsaan para pejuang sebagai bagian dari Bangsa Indonesia telah mendapatkan keberhasilan yang hakiki melalui kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang masih diperlukan bagi masyarakat Indonesia untuk mengisi Kemerdekaan tersebut melalui semangat kebangsaan? Tentunya hal ini kembali kepada rasa kebangsaan itu sendiri yang ada pada setiap orang. Seberapa dalam rasa cinta pada tanah air, bangsa dan Negara dengan segala yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
Sampai saat ini ekonomi Indonesia membutuhkan banyak perbaikan guna membawa dampak positif bagi rakyatnya. Persoalan pengangguran, masalah daya saing masih menjadi kendala percepatan perkembangan ekonomi dalam negeri. Sementara di satu sisi Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, lebih dari 250 juta jiwa yang merupakan pasar potensial bagi berbagai produk yang ada. Sektor konsumsi merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Bayangkan jika seluruh rakyat Indonesia menggunakan produk dalam negeri, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi sangat signifikan.
Karena itu salah satu wujud nyata dari Peringatan Kebangkitan Nasional adalah Kebangkitan Ekonomi Nasional dengan cara membeli produk dalam negeri karya para pelaku Koperasi dan UMKM. Ada sekitar 56,5 juta pelaku usaha UMKM di tanah air yang menyerap tenaga kerja sebesar 97,3 % dari total tenaga kerja di Indonesia. UMKM memberikan kontribusi yang besar terhadap produk domestik bruto yakni di atas 56%.
Jika UMKM di tanah air terus tumbuh dan berkembang karena didukung rakyatnya yang membeli dan menggunakan produk dalam negeri, maka kontribusi UMKM terhadap PDB akan semakin tinggi. Para pelaku usaha akan membutuhkan banyak tenaga kerja karena permintaan produk dalam negeri bertambah. Produk UMKM habis terserap di pasar dalam negeri.
Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah (LLP-KUKM) sebagai lembaga pemerintah di bawah Kementerian KUKM berkontribusi dalam pemasaran produk KUKM di pasar dalam dan luar negeri. LLP-KUKM memiliki tenant binaan sebanyak 1370 KUKM dengan 41 kategori produk yang didisplay di SME Tower Jakarta tanpa dipungut bayaran. LLP-KUKM juga membantu meningkatkan kapasitas KUKM agar produk mereka memiliki daya saing. Dan ketika ada pameran di luar negeri produk itu diikutsertakan dalam pameran.
Bekerja sama dengan sejumlah instansi pemerintah dan swasta kami berupaya menarik konsumen untuk datang ke UKM Gallery dan Paviliun Provinsi. Kementerian Luar Negeri sebagai mitra kerja kami akan membawa delegasi asing yang datang ke Indonesia untuk berbelanja produk Indonesia di SME Tower. Begitu juga dengan Dinas Pariwisata DKI yang mendorong turis asing datang ke SME Tower.
Namun begitu, membantu KUKM bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan sejumlah instansi swasta. Di Moment Kebangkitan Nasional ini masing-masing kita juga bisa berpartisipasi dalam membantu KUKM dengan membeli, memakai dan mengonsumsi produk dalam negeri. Rasa kebangsaan seperti itu akan mampu membawa angin segar bagi sistem perekonomian.
Dengan mengomsumsi karya bangsa sendiri akan membantu bangkitnya perekonomian nasional. Produsen akan terus memproduksi dan mendistribusikan jasanya ke konsumen, sehingga mereka dapat terus berkarya. Itulah wujud sederhana dari semangat Hari Kebangkitan Nasional yang bisa membawa bangsa ini bangkit dari ketepurukan dan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Sudahkah Anda menggunakan produk dalam negeri.