Senin, 03 Desember 2012

Beli Oleh-oleh di Laksala, Belanja Sambil Belajar




Ketika berada di negara manapun, wisatawan Indonesia adalah kelompok masyarakat yang konsumtif. Di saat-saat akhir kunjungan mereka ke luar negeri, biasanya mereka pasti mencari pusat perbelanjaan, mall atau sejenisnya untuk membeli barang bawaan. Bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga sebagai oleh-oleh untuk kerabat dan keluarga.

Itulah dia, kharakter khas wisatawan Indonesia. Pantang pulang tanpa buah tangan. Karena memang sebelum berangkat, pesan yang mereka dapat dari teman atau kerabat adalah “Jangan Lupa Oleh-olehnya ya.”

Jika anda berkunjung ke Sri Lanka, ada cukup banyak tempat untuk membeli oleh-oleh di negara tersebut. Masing-masing propinsi memiliki toko dan pusat perbelanjaan tersendiri yang menjual handicraft, khas propinsi tersebut. Namun jika tidak ada waktu untuk mengunjungi seluruh propinsi di Sri Lanka, Anda cukup datang ke Laksala, pusat perbelanjaan handicraft dari seluruh propinsi di Sri Lanka yang salah satu outletnya berlokasi di terusan York Street 60, Kolombo. Selain Kolombo, outlet Laksala tersebar di 23 lokasi di Sri Lanka.

Laksala adalah pusat display dan pemasaran produk Usaha Kecil Menengah (UKM) dari seluruh propinsi di Sri Lanka, yang merupakan lembaga pemerintah di bawah Kementerian Industri Kedaerahan dan Promosi Wirausaha Sri Lanka. Management pusat perbelanjaan ini bekerjasama dengan 3500 pengrajin di Sri Lanka untuk memasok barang-barang UKM di pusat perbelanjaan tersebut.

Para pengrajin tidak hanya mendapat tempat untuk menjual barang, tetapi juga dilatih bagaimana membuat produk dan menjual yang baik. Managemen Laksala memiliki 140 pusat pelatihan pengrajin yang tersebar di seluruh provinsi.

Barang-barang yang dikirim ke pusat perbelanjaan ini  merupakan barang konsinyasi. Laksala menarik margin keuntungan sekitar 10 persen dari harga barang pengrajin. Karena itulah harga yang ditawarkan Laksala lebih tinggi dari harga barang di pasar tradisional. Namun Laksala memberikan kenyamanan, bebas dari calo dan kelengkapan produk dalam berbelanja.

Ketika saya berbelanja oleh-oleh di toko retail itu, saya mendapat sambutan yang hangat dari Sales Assistant dan security di sana. Meski kebanyakan dari mereka berpakaian seperti petugas keamanan atau security, namun raut wajah mereka menunjukkan keramah-tamahan. Karena mereka di-training untuk menjadi penjual yang baik. Mereka juga mengerti product knowledge.

Bagaimana dengan outlet Anda? Sudahkah konsumen merasa nyaman?