Rabu, 18 Juli 2012

Membangun UKM Indonesia menjadi Brand Dunia




Mungkin kita tidak menyadari, bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan dunia awalnya dibangun oleh para pelaku UKM alias Usaha Kecil dan Menengah. Dengan semangat kewirausahawan yang tinggi dan pantang menyerah, mereka berhasil membangun usahanya menjadi perusahaan dunia.

Sebut saja tokoh otomotif Henry Ford dan Soichiro Honda. Pendiri Ford dan Honda Motor Company Jepang itu adalah pelaku UKM yang sukses membangun bisnis mulai dari kecil hingga menjadi brand dunia. Jatuh bangun bagi mereka adalah hal biasa. Namun spirit yang terlihat dari mereka adalah pantang mundur dalam mengelola usaha.

Henry Ford yang lahir pada 30 Juli 1863 adalah pelaku UKM Amerika Serikat yang sukses meski hanya tamatan sekolah dasar. Henry yang  menyintai mesin dan kereta, pada tahun 1892 berhasil mengeluarkan mobil pertama di dunia yang dibuat di bengkelnya sendiri di Detroit.

Keberhasilannya itu membuat Henry Ford ditawari pekerjaan di Detroit Edison Company dengan gaji tinggi, namun ia mengundurkan diri karena ingin mengelola usaha sendiri. Ia mengajak beberapa temannya sebagai investor untuk mendirikan pabrik mobil Detroit Auto Mobil Company.

Karena ketidak-cocokan akhirnya kongsi bubar. Pada Maret 1902 Henry Ford mendirikan Ford Motor Company yang dibiayai sendiri. Dengan modal minim dan semangat tinggi, Henry Ford berhasil membangun Ford Motor Company hingga kini. 

Jatuh bangun sudah biasa bagi Henry. Ia tidak mengeluh tetapi terus berjalan dan tidak pernah menyerah. Ia tidak menyangka usahanya yang dibangun dari sebuah bengkel di Detroit dengan modal seadanya, kini menjadi brand dunia. Itulah prilaku pelaku UKM sukses. Pantang menyerah meski menemui tantangan dan hambatan. Selalu saja ada jalan keluarnya.

Kisah yang nyaris sama juga dijalani Soichiro Honda.  Jiwa wirausaha Soichiro tumbuh karena warisan ayahnya yang membuka bengkel reparasi alat pertanian dan sepeda di Dusun Kamyo, Distrik Shizuko, Jepang Tengah. Dalam usia 22 tahun, pada tahun 1928, setelah cukup lama bekerja sebagai karyawan di Tokyo, Honda kembali ke kampung halamannya untuk memulai usaha reparasi mobil dan pembuatan ring pinston.

Bisnisnya tidak berjalan mudah. Perang dan bencana alam membuat Soiciro Honda jatuh bangun dalam berbisnis. Namun ia terus maju, dan pada tahun 1948 Honda memulai produksi sepeda motor di bawah bendera Honda Corporation.  Rekayasa mesin Honda yang bagus dan pemasaran yang cerdas membuat Honda berhasil mengalahkan penjualan sepeda motor merek lain di Jepang. Perusahaan ini pun terus berkembang dan menjadi perusahaan multinasional dengan brand yang mendunia.

Berdasarkan kedua cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegigihan, semangat untuk maju tidak bisa menghalangi pelaku usaha untuk bisa meraih sukses. Padahal  bisnis keduanya berjalan tidak mudah dan lancar. Keduanya menemukan tantangan yang sungguh luar biasa. Namun mereka yang berteman dengan kegagalan itu berhasil  mengubah kegagalan menjadi keberhasilan.

Semangat UKM Indonesia
Semangat dan daya juang pelaku UKM di tanah air tidak jauh beda dengan Henry Ford dan Soichiro Honda. Itu dibuktikan antara lain ketika krisis moneter melanda Indonesia pada 1998. Ketika perusahaan-perusahaan besar terpuruk, UKM di Indonesia tetap tumbuh. Bahkan UKM inilah yang berperan membangkitkan kembali semangat wirausaha para pelaku bisnis untuk terus berjuang di tengah krisis.

UKM yang bergerak di berbagai kegiatan ekonomi, kini dinilai oleh berbagai pihak sebagai sektor penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh bangsa yakni pengangguran  dan kemiskinan.    Peran UKM yang saat ini tercatat sekitar 55 juta unit usaha dan  tersebar di seluruh Indonesia,  tidak saja diharapkan mampu meningkatkan lapangan kerja, dan mengatasi masalah pengangguran, tetapi sekaligus juga dapat mendorong akselerasi pembangunan daerah.

Lalu dimana peran pemerintah dalam membantu UKM. Akankah UKM kita bisa maju dan berkembang seperti UKM luar negeri yang mampu merambah internasional dan brand yang kuat.

Saat ini tugas pemerintah tidak lagi sekadar membantu tumbuh kembangnya UKM di tanah air, tetapi bagaimana menjadikan UKM Indonesia mampu bersaing di pasar global. Kementerian Koperasi dan UKM memiliki Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) KUKM yang bertugas memasarkan produk KUKM untuk pasar lokal dan internasional.

Untuk pasar lokal, LLP-KUKM memiliki ruang display produk KUKM di SME Tower, Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Sebuah gedung mewah nan berkelas yang didedikasikan untuk produk-produk berkelas. Produk yang masuk ke LLP-KUKM merupakan produk terbaik yang telah melewati seleksi mutu dan desain. Dengan begitu, mutu produk yang masuk ke SME Tower tidak perlu diragukan lagi.

Tahun ini, LLP-KUKM membantu mereka agar bisa menjual produknya ke pasar Internasional melalui program Pengembangan Produk KUKM Berdaya Saing. Bukan satu atau dua barang, tapi diharapkan mereka bisa menjual produk ke luar negeri minimal satu kontainer. Barang-barang yang akan disiplay dan dijual di pasar luar negeri, disesuaikan dari sisi desain dan kemasan. Untuk itu LLP-KUKM siap membantu mereka.

Pelaku UKM di tanah air memang memiliki jiwa spartan. Berapa pun besar pesanan yang datang akan dilayani. Namun persoalannya, tidak semua UKM  memiliki modal atau dana yang besar untuk melayani pesanan dalam jumlah besar pula. Jika hal itu terjadi pemerintah siap mengalirkan pinjaman melalui LPDB, atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir, sebuah badan layanan umum yang berada di bawah Kementerian KUKM. Selain itu pemerintah juga menyediakan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kepada para pelaku UKM yang butuh pinjaman dana di sejumlah bank nasional.

Karena itu, upaya yang dillakukan LLP-KUKM bukan sekadar menghidupkan UKM tetapi menjadikan mereka perusahaan besar yang bisa bersaing dengan produsen dari luar negeri. Kami berharap suatu saat nanti brand-brand dari UKM di Indonesia bisa menjadi brand dunia yang disegani baik di pasar lokal maupun internasional. Aamiin.....

ATAJUDIN NUR
Kepala Divisi Marketing LLP-KUKM
atajudin@gmail.com
Twiiter: @ata_junior

Selasa, 10 Juli 2012

Kami Tulus Membantu KUKM


Mencintai produk Indonesia bukan hanya slogan LLP-KUKM (Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah). Kami telah mencapai tahap Membantu ribuan pelaku UKM mengembangkan produk mereka, baik dari sisi pemasaran maupun pelatihan. Bahkan kami siap membantu UKM masuk ke pasar mancanegara.

Bagi kami, UKM adalah soko guru ekonomi nasional. Ketika ia lemah, lemah pula perekonomian bangsa. Sebaliknya, UKM yang kuat akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Bayangkan, berapa banyak tenaga kerja yang terserap dari UKM saat ini yang jumlahnya mencapai 55 juta usaha, mulai dari yang skala mikro, kecil hingga menengah. Jika satu jenis usaha saja rata-rata mampu menampung dua tenaga kerja, berarti UKM di Indonesia telah bisa menampung 110 juta tenaga kerja di Indonesia. Jika mereka bisa tumbuh dan berkembang berarti separuh populasi Indonesia memiliki penghasilan yang layak untuk hidup di negara ini. Ingat, berapa banyak masyarakat kecil yang hidupnya terbantu dengan berkembangnya UKM di tanah air.

Adalah tugas dan misi LLP-KUKM untuk  membantu dan mengembangkan bisnis para pelaku UKM. LLP-KUKM memberikan berbagai fasilitas dan layanan kepada mereka yang menjadi binaan. Salah satunya, para pelaku UKM diberikan tempat untuk mendisplay produknya di SME Tower, di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Sebuah gedung mewah nan berkelas yang didedikasikan untuk produk-produk berkelas pula.

Jadi tidak heran, bila Anda datang ke UKM Gallery, Anda akan menemukan produk Batik Nusantara dengan harga yang cukup bersaing dibanding produk batik di tempat lain. Itu memperlihatkan, produk kami memang premium dan ditujukan kepada mereka yang menghargai dan mengerti batik berikut proses produksinya.

Karena itu soal kualitas, jangan ditanyakan. Karena dengan memposisikan diri sebagai produk premium, kami selalu menjaga mutu dan merek kami. Untuk itu produk UKM yang masuk ke UKM Gallery kami seleksi, agar benar-benar yang terbaik. Dan perlu diingat, kami tidak menarik uang sewa tempat bagi UKM yang mau mendisplay produknya di UKM Gallery.

Untuk bergabung dengan LLP-KUKM, syaratnya gampang. Pelaku memiliki produk yang original, unik dan berkualitas.  Selama ini LLP-KUKM mengutamakan produk-produk garmen, jewelleries, aksesoris, batik, kerajinan tangan, dan spa. Tapi tidak menutup kemungkinan jenis produk lain. Yang penting produk itu unik dan mencerminkan budaya Indonesia.

Paviliun Propinsi
Selain UKM Gallery, kami juga memiliki Paviliun Propinsi. UKM binaan dari masing-masing propinsi diwadahi melalui Paviliun Propinsi yang terletak di beberapa lantai di SME Tower. LLP-KUKM membangun Paviliun Propinsi sejak 2010 untuk memasarkan produk-produk unggulan UKM dari seluruh propinsi di Indonesia. Hingga kini sudah terbentuk 32 Paviliun Propinsi dari seluruh propinsi di Indonesia.

Keberadaan Paviliun Propinsi merupakan misi utama LLP-KUKM untuk memberdayakan Koperasi dan UKM. Paviliun Propinsi ada setelah kehadiran direksi baru LLP-KUKM  yang dipimpin Ibu Ir Yuana Sutyowati MM sebagai Direktur Utama. “Kami berharap seluruh propinsi sudah bisa bergabung dengan LLP-KUKM,” beber Yuana Sutyowati.

Mengapa UKM di seluruh propinsi perlu bergabung dengan LLP-KUKM. Jawabnya cukup sederhana. Produk UKM yang ada di SME Tower bisa dilihat pengunjung dari berbagai wilayah di Indonesia maupun mancanegara. Kalau pasarnya hanya di tingkat propinsi, tentu yang melihatnya terbatas. Tapi di SME Tower, orang dari seluruh Indonesia dan bahkan dunia bisa melihatnya.

Karena kami bekerjasama dengan kedutaan besar negara asing di Indonesia, agar menjadikan SME Tower sebagai tujuan wisata tamu mereka bila berkunjung ke Indonesia. Tamu-tamu negara asing datang ke SME Tower tidak hanya melihat produk tetapi juga membeli produk tersebut.

Kami juga bekerjasama dengan kedutaan besar Indonesia di luar negeri dan kementerian luar negeri agar menjadikan SME Tower sebagai tujuan wisata dan belajar tamu-tamu dari luar negeri. Dengan begitu, sering kali kami menerima kunjungan tamu dari luar negeri yang datang untuk belajar tentang UKM di Indonesia.

Total jumlah UKM yang bernaung di bawah LLP-KUKM sekitar 1.400, baik yang ada di UKM Gallery maupun di Paviliun Propinsi. Untuk mendapatkan UKM binaan tersebut, LLP-KUKM bekerjasama dengan instansi daerah. Misalnya, berkoordinasi dengan Kepala Dinas Koperasi dan UKM seluruh Indonesia. Kemitraan ini bertujuan untuk mencari produk unggulan di masing-masing daerah atau kerjasama dengan lembaga KUKM di sana. Tidak jarang kami juga harus menembus bukit dan pantai untuk mendapatkan produk UKM yang layak bersaing di pasar nasional maupun global.

Merambah Pasar Mancanegara

Selain ruang di SME Tower, LLP-KUKM memberikan kesempatan kepada para pelaku UKM untuk ikut pameran di luar negeri. Tahun ini, LLP-KUKM membantu mereka agar bisa menjual produknya ke pasar Internasional melalui program Pengembangan Produk KUKM Berdaya Saing. LLP-KUKM mengajak pelaku bisnis untuk ikut pameran di luar negeri. Untuk hal itu, kami melakukan pengembangan desain dan produk agar bisa diterima di pasar Eropa, Amerika dan Asia.


Guna mendapatkan produk yang dimaksud, LLP-KUKM menjemput bola dengan bertandang ke berbagai propinsi, misalnya, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali.   Sebagai langkah pertama, pada 27-30 April 2012, LLP-KUKM menyelenggarakan pameran premium di Hong Kong. Harapannya, pelaku UKM mendapatkan akses untuk pemasaran di luar negeri. Langkah berikutnya kami siap untuk ikut pameran-pameran di luar negeri seperti Frankfurt, Jerman.

Dalam hal promosi, kami tidak lelah untuk memperkenalkan SME Tower kepada calon buyer dalam dan luar negeri. LLP-KUKM gencar melakukan kampanye pemasaran  baik melalui media cetak, radio, elektronik, maupun online. Kami juga mengomunikasikan diri dengan media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Kami menggenjot promosi untuk mendongkrak animo masyarakat untuk datang, cinta dan beli produk KUKM.

Itulah upaya tulus kami. Kami berupaya menjalankan misi untuk memberdayakan UKM menjadi perusahaan kelas kakap. Semoga masyarakat semakin tahu dan pelaku UKM semakin care terhadap LLP-KUKM. Karena kami berharap suatu saat nanti UKM binaan kami bukan hanya menjalankan Usaha Kecil Menengah lagi tetapi sudah menjadi Usaha Kakap Miliaran.

Semoga.

ATAJUDIN NUR
Kepala Divisi Marketing LLP-KUKM
atajudin@gmail.com
Twiiter: @ata_junior