Bisnis pelumas kendaraan bermotor tidak ada matinya. Padatnya kendaraan bermotor yang beredar di jalan-jalan di Indonesia membuat ngiler para produsen pelumas dalam dan luar negeri. Semakin banyak kendaraan yang beredar, semakin besar pula konsumsi pelumasnya.
Saat ini saja jumlah kebutuhan pelumas setiap tahun sekitar 600 juta liter. Tidak bisa dipungkiri, dengan besarnya kebutuhan tersebut pasar disesaki merek-merek pelumas dalam dan luar negeri. Hingga saat ini lebih dari 250 merek pelumas kendaraan bermotor bertarung di pasar Indonesia.
Diantara ketatnya persaingan, Pertamina masih menjadi pemimpin pasar di kategori ini dengan menguasai lebih dari 50 persen pasar pelumas dalam negeri. Sisanya diperebutkan pemain lain, baik lokal maupun asing.
Predikat sebagai pemimpin pasar membuat Pertamina putar otak agar tidak kecolongan. Pasalnya para pemain lain gencar merebut market share dengan berbagai upaya. Para pemain pelumas masih menggunakan konsep Legacy Marketing dalam merebut pasar. Selain rajin berkomunikasi lewat media massa (iklan), para pemain juga bergerilya hingga ke tingkat retail. Mereka tak lupa mendekati bengkel dan montir untuk merekomendasikan produk mereka.
Pertamina Pelumas tidak kalah gesit, salah satunya dengan mendekati bengkel lewat program OliMart. OliMart merupakan gerai one stop service dengan standard operasi Pertamina bekerja sama dengan pengusaha yang berminat. Dengan mengeluarkan sejumlah dana dan memenuhi persayaratan yang ada pengusaha bengkel bisa membuka OliMart.
Bengkel OliMart memberikan fasilitas antara lain, penggantian oli yang khusus menggunakan pelumas Pertamina. Bengkel ini juga memberi layanan lain seperti penggantian suku cadang asesoris, dan perbaikan mesin.
Kepada konsumen diberikan kenyamanan ketika mengganti oli serta kepercayaan bahwa produk yang diberikan asli dan berkualitas. Menurut Redesmon Munir Group Head – Brand & Communication Unit Bisnis Pelumas Pertamina, OliMart memberi paket servis dengan standard pelayanan PINTER, yang artinya Prima, Informatif, Nyaman, Teruji, Ekonomis, dan Ramah.
Ketika yang lain masih menggunakan konsep Legacy Marketing, yang dilakukan Pertamina lewat OliMart adalah praktek New Wave Marketing. Lewat konsep tersebut penjualan pelumas Pertamina ke pelanggan memangkas jalur distribusi yang panjang dan rumit.
Di era Legacy, yang masuk dalam channel distribution mencakup wholesaler dan peritel yang dikenal dengan nama distributor. Distributor bisa mengambil barang dari produsen, bisa juga sekaligus menjualnya ke pelanggan. Dalam praktiknya, proses distribusi ini cukup rumit karena ada yang namanya agen, distribusi, dealer, reseller, dan sebagainya yang membuat jalur distribusi ke pelanggan menjadi panjang.
Lewat program OliMart Pertamina langsung mendistribusikan pelumasnya ke bengkel-bengkel mitra. Inilah yang disebut sebagai new channel distribution. Selain menjaga keaslian mutu produk, Pertamina bisa langsung memantau arus penjualan barang di OliMart setiap hari.
Strategi OliMart
Kunci utama memenangkan persaingan bisnis pelumas di sektor retail adalah bagaimana menang di bengkel resmi dan bengkel umum. OliMart didesain dengan memperhatikan empat stakeholders yaitu Pertamina, pemilik bengkel, mekanik, dan konsumen.
Sekitar 95% pemilik mobil mengganti oli di bengkel. Sedangkan sisanya 5% mengganti oli sendiri. Untuk memenangkan persaingan di bengkel resmi dilakukan dengan lobbying dan pendekatan, baik kepada ATPM maupun kepada mekanik bengkel tersebut.
Sedangkan untuk memenangkan kompetisi di bengkel umum, strateginya adalah menyenangkan hati pemilik bengkel, menyenangkan hati mekanik bengkel dan menyenangkan hati konsumen.
Olimart didesain untuk pemilik bengkel agar mereka mendapatkan keuntungan, yaitu bengkelnya didesain bagus, sehingga menjadi bengkel representatif. Dengan desain yang bagus, akan muncul image bahwa bengkel tersebut terpercaya, karena didukung langsung oleh Pertamina.
Kepada mekanik Pertamina memberikan beragam insentif seperti asuransi kesehatan dan mudik bareng mekanik. Sedangkan untuk konsumen, mendapatkan kenyamanan ketika mengganti oli, kepercayaan bahwa produk itu asli dan berkualitas. Konsumen juga mendapat informasi mengenai pelumas dan kebutuhan kendaraan mereka. Di luar itu Pertamina menggelar off air activity seperti touring, share and sharing experience dan bakti sosial.
Jika sudah demikian, meski bisnis pelumas tidak lagi dimonopoli Pertamina, namun bagi pemain lain sangat sulit menyalip dominasi Pertamina di pasar. Sangat sulit bukan berarti tidak bisa disusul atau bahkan dikalahkan. Tergantung kekuatan strategi yang dianut pemain lain. Persaingan ini lah yang membuat industri semakin besar dan menarik. Selamat berkompetisi. Atajudin nur
Saat ini saja jumlah kebutuhan pelumas setiap tahun sekitar 600 juta liter. Tidak bisa dipungkiri, dengan besarnya kebutuhan tersebut pasar disesaki merek-merek pelumas dalam dan luar negeri. Hingga saat ini lebih dari 250 merek pelumas kendaraan bermotor bertarung di pasar Indonesia.
Diantara ketatnya persaingan, Pertamina masih menjadi pemimpin pasar di kategori ini dengan menguasai lebih dari 50 persen pasar pelumas dalam negeri. Sisanya diperebutkan pemain lain, baik lokal maupun asing.
Predikat sebagai pemimpin pasar membuat Pertamina putar otak agar tidak kecolongan. Pasalnya para pemain lain gencar merebut market share dengan berbagai upaya. Para pemain pelumas masih menggunakan konsep Legacy Marketing dalam merebut pasar. Selain rajin berkomunikasi lewat media massa (iklan), para pemain juga bergerilya hingga ke tingkat retail. Mereka tak lupa mendekati bengkel dan montir untuk merekomendasikan produk mereka.
Pertamina Pelumas tidak kalah gesit, salah satunya dengan mendekati bengkel lewat program OliMart. OliMart merupakan gerai one stop service dengan standard operasi Pertamina bekerja sama dengan pengusaha yang berminat. Dengan mengeluarkan sejumlah dana dan memenuhi persayaratan yang ada pengusaha bengkel bisa membuka OliMart.
Bengkel OliMart memberikan fasilitas antara lain, penggantian oli yang khusus menggunakan pelumas Pertamina. Bengkel ini juga memberi layanan lain seperti penggantian suku cadang asesoris, dan perbaikan mesin.
Kepada konsumen diberikan kenyamanan ketika mengganti oli serta kepercayaan bahwa produk yang diberikan asli dan berkualitas. Menurut Redesmon Munir Group Head – Brand & Communication Unit Bisnis Pelumas Pertamina, OliMart memberi paket servis dengan standard pelayanan PINTER, yang artinya Prima, Informatif, Nyaman, Teruji, Ekonomis, dan Ramah.
Ketika yang lain masih menggunakan konsep Legacy Marketing, yang dilakukan Pertamina lewat OliMart adalah praktek New Wave Marketing. Lewat konsep tersebut penjualan pelumas Pertamina ke pelanggan memangkas jalur distribusi yang panjang dan rumit.
Di era Legacy, yang masuk dalam channel distribution mencakup wholesaler dan peritel yang dikenal dengan nama distributor. Distributor bisa mengambil barang dari produsen, bisa juga sekaligus menjualnya ke pelanggan. Dalam praktiknya, proses distribusi ini cukup rumit karena ada yang namanya agen, distribusi, dealer, reseller, dan sebagainya yang membuat jalur distribusi ke pelanggan menjadi panjang.
Lewat program OliMart Pertamina langsung mendistribusikan pelumasnya ke bengkel-bengkel mitra. Inilah yang disebut sebagai new channel distribution. Selain menjaga keaslian mutu produk, Pertamina bisa langsung memantau arus penjualan barang di OliMart setiap hari.
Strategi OliMart
Kunci utama memenangkan persaingan bisnis pelumas di sektor retail adalah bagaimana menang di bengkel resmi dan bengkel umum. OliMart didesain dengan memperhatikan empat stakeholders yaitu Pertamina, pemilik bengkel, mekanik, dan konsumen.
Sekitar 95% pemilik mobil mengganti oli di bengkel. Sedangkan sisanya 5% mengganti oli sendiri. Untuk memenangkan persaingan di bengkel resmi dilakukan dengan lobbying dan pendekatan, baik kepada ATPM maupun kepada mekanik bengkel tersebut.
Sedangkan untuk memenangkan kompetisi di bengkel umum, strateginya adalah menyenangkan hati pemilik bengkel, menyenangkan hati mekanik bengkel dan menyenangkan hati konsumen.
Olimart didesain untuk pemilik bengkel agar mereka mendapatkan keuntungan, yaitu bengkelnya didesain bagus, sehingga menjadi bengkel representatif. Dengan desain yang bagus, akan muncul image bahwa bengkel tersebut terpercaya, karena didukung langsung oleh Pertamina.
Kepada mekanik Pertamina memberikan beragam insentif seperti asuransi kesehatan dan mudik bareng mekanik. Sedangkan untuk konsumen, mendapatkan kenyamanan ketika mengganti oli, kepercayaan bahwa produk itu asli dan berkualitas. Konsumen juga mendapat informasi mengenai pelumas dan kebutuhan kendaraan mereka. Di luar itu Pertamina menggelar off air activity seperti touring, share and sharing experience dan bakti sosial.
Jika sudah demikian, meski bisnis pelumas tidak lagi dimonopoli Pertamina, namun bagi pemain lain sangat sulit menyalip dominasi Pertamina di pasar. Sangat sulit bukan berarti tidak bisa disusul atau bahkan dikalahkan. Tergantung kekuatan strategi yang dianut pemain lain. Persaingan ini lah yang membuat industri semakin besar dan menarik. Selamat berkompetisi. Atajudin nur