Selasa, 23 Desember 2008

Mobile Marketing, Ancaman Media Promosi Tradisional


Mobile marketing bukan hal baru di Indonesia. Mobile marketing sudah dilakukan oleh berbagai perusahaan yang menawarkan produk lewat telepon selular (ponsel). Kecanggihan teknologi juga bisa menghadirkan Supermall dan transaksi bisnis di ponsel.

Seiring pesatnya penggunaan ponsel di Indonesia, perkembangan mobile marketing di Indonesia turut meningkat. Laporan AdMob menunjukkan, pada Juli 2008 traffic rate mobile marketing di Indonesia meningkat menjadi 9,64 kali dibanding pada September 2007. Angka tersebut bahkan memperlihatkan Indonesia berada di peringkat atas mengalahkan Amerika Serikat dan India.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perubahan budaya berkomunikasi di Indonesia. Beberapa perubahan perilaku masyarakat adalah penggunaan SMS dan e-card menggantikan kartu ucapan konvensional, penggunaan e-mail sebagai pengganti surat konvensional, dan penggunaan mobile banking dan internet banking di telepon selular.

Kehadiran BlackBerry juga menambah pesatnya mobile marketing di Indonesia. Kemampuan push mail yang disertai dengan tingkat kompresi data yang tinggi membuat penggunanya bisa berkirim dan bertukar data melalui peranti ini menjadi lebih cepat. Pengguna tidak perlu mengakses internet terlebih dulu dan membuka satu persatu surat elektronik yang masuk, atau pemeriksaan surat elektornik baru. Hal ini dimungkinkan karena pengguna akan terhubung secara terus-menerus dengan dunia maya melalui jaringan telepon seluler yang tersedia.

Alat penyimpanan juga memungkinkan para pengguna untuk mengakses data yang sampai ketika berada di luar layanan jangkauan nirkabel. Begitu pengguna terhubung lagi, Blackberry Enterprise Server akan menyampaikan data terbaru yang masuk.
Begitu juga saat dipakai untuk mengakses Internet melalui aplikasi browser yang sudah terpasang didalamnya. Selain aplikasi browser, BlackBerry telah menyertakan aplikasi instant messaging (IM) yang siap diinstal, seperti Yahoo Messenger, Google Talk dan BlackBerry Messenger. Yang terakhir merupakan aplikasi khusus untuk para pengguna BlackBerry, sehingga pengguna BlackBerry di manapun berada dapat berinteraksi melalui fasilitas BlackBerry Messenger.

Konvergensi antara teknologi Internet dan ponsel memungkinkan pengguna ponsel mengakses Internet melalui ponsel. Kehadiran WAP generasi kedua, yaitu WAP 2.0 yang diluncurkan pertengahan 2001 memungkinkan ponsel untuk mengakses situs web, sehingga tidak lagi bergantung pada keberadaan portal WAP.

Perkembangan teknologi itu mendukung terjadinya peningkatan mobile marketing di Indonesia. Fitur-fitur telepon selular keluaran baru mampu melakukan tugas seperti yang dilakukan BlackBerry. Ponsel Nokia keluaran terbaru misalnya, mampu menerima dan mengirim email, chatting, dan mengakses internet.

Perpaduan fitur WAP 2.0 dan browser yang ada di ponsel membuat para penggunanya nyaman mengakses Internet lewat ponsel. Kalau sudah seperti itu, teknologi tidak hanya digunakan untuk komunikasi semata tetapi sebagai channel promosi dan media transaksi bisnis.

Mobile Rewards Exchange (More)
Pertengahan April 2008 PT. inTouch, pengembang aplikasi bergerak Indonesia membuka mall terbesar di dalam ponsel melalui peluncuran More (Mobile Rewards Exchange). More adalah layanan mobile inovatif yang menghadirkan sistem rewards, kebebasan dan kemudahan bagi pelanggan dengan manfaat koalisi rewards poin yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra More.

More yang dijalankan PT More Indonesia merupakan aliansi 20 lebih perusahaan besar dari masing-masing industri. Mereka antara lain Nokia dan Indosat dari industri selular; Toyota dan V-Kool dari otomotif; Garuda, Saphire dan Golden Rama dari industri travel; Alto dan Bank BRI dari industri keuangan; Metro, Ranch Market, ToysCity dan BookCity dari inudstri retail; XXI / Mtix, SonyBMG, SeaWorld dan Senayan Bowling dari industri hiburan; BizNet, CBN, IM2 dan Bhinneka.com dari industri wireless internet dan onlineshop; Dunkin Donuts dan KFC dari industri F&B; King Foto, Gloss dan Bridal Image dari industri fotografis.

Dengan membuka katalog More di ponsel, pelanggan bagaikan masuk ke supermaall terbesar dan terlengkap. Dari fast food, café, bioskop, fashion, bank, toko ponsel sampai taman hiburan. Dengan point yang diberikan More, pelanggan bisa berbelanja di sejumlah gerai dan merchant More. Di dalam More ada barang gratis, yakni 100% dapat ditukar dengan More-poin. Ada juga barang yang dapat ditukar dengan More-poin + Rupiah.

Mobile marketing menjadi bahaya laten media promosi tradisional. Di Indonesia mobile marketing telah menjadi media promosi alternatif pengganti media promosi konvensional seperti televisi dan media massa. Bagaimana dengan Anda, apakah sudah siap dengan perkembangan tersebut? atajudin nur